Tuesday 31 December 2013

Antara Neng Lita dan Mbak Shinta

logo elshinta fm

Akhir-akhir ini earphone yang saya miliki lebih terasa gunanya. Pasalnya saya lebih sering ngecek si mbak shinta dan si neng lita. Dua-duanya sering menemani aktifitas saya sehari-hari. Siang saya bersama mbak Shinta dan malam hari saya lebih sering bersama neng lita. Tapi saya mencitai mereka berdua.

Nama-nama di atas bukan nama seorang wanita, tapi sebuah stasiun radio yang menyajikan siaran-siaran berguna. Mbak Shinta adalah radio Elshinta yang mengudara di frekuensi 89.3 khusus daerah Bandung. Pertama kali saya jatuh cinta sama mbak Shinta adalah saat KKN sekitar tiga tahun yang lalu. Sebagai orang yang tidak punya laptop, saya mencari hiburan dari sumber lain. Saya atur-atur frekuensi radio melalui HP saya, tetapi yang banyak saya temui hanya saluran yang banyak memutarkan musik-musik galau yang dipandu oleh penyiar lebay dan terkesan banci. Suatu saat ketika saya merasa bosan saya atur saluran radio secara otomatis dan HP saya berhasil menangkap sinyal dari mbak Shinta.

Secara umum mbak Shinta lebih sering menyampaikan informasi-informasi terbaru. Dengan begitu saya tanpa harus aktif menonton tv atau mencari berita di internet tetap dapat informasi aktual. Selain berita umum, sesi yang membuat mbak Shinta berbeda dari saluran lain adalah informasi lalu lintas. Sejujurnya saya bukan orang yang banyak kegiatan di jalan, tetapi informasi lalu lintas terasa menarik buat saya. Selain informasi lalu lintas, mbak Shinta juga sangat interaktif terhadap pendengarnya. Banyak informasi yang disiarkan itu berasal dari pendengar dari berbagai lokasi. Setiap informasi yang diterima banyak yang disiarkan dan jika memungkinkan mbak Shinta akan menghubungi pendengar yang menyampaikan informasi tersebut. Pokoknya si mbak Shinta ini sip banget deh!.

Selesai KKN saya jadi lebih kesepian karena teman kosan sudah pindah dan saya harus menerima kesendirian. Saat itulah saya merasakan pentingnya kehadiran si neng Lita. Saluran radio yang mengudara di frekuensi 90.9 FM ini sering menjadi teman saya di malam-malam yang kelam. Senandung lagu-lagu lawas yang membawa saya pada suasana Indonesia tempo doeloe dan siaran budaya seperti wayang golek, wayang kulit dan lagu berbahasa daerah membuat malam-malam saya lebih mengesankan. Sebenarnya saya sudah lama mengenal neng Lita. Sebelumnya saya suka mendengarkan sajian nasyid-nasyid di pagi hari. Tapi itu dulu, dan waktu itu sinyalnya luplep, nggak jelas dan waktu itu saya belum ingat frekuensinya.
logo radio lita

Mbak Shinta, neng Lita.. makasih ya udah nemenin hari-hari saya... ^___^
5 Jurnalnya Andre: 2013 Akhir-akhir ini earphone yang saya miliki lebih terasa gunanya. Pasalnya saya lebih sering ngecek si mbak shinta dan si neng lita. Dua-du...

Monday 30 December 2013

UAS = Ujian atau Siksaan


UAS, ujian akhir semester. Memang sih itu ujian, tapi bisa juga jadi siksaan. Kok bisa?
Gini, tulisan ini saya adaptasi dari ceramah Alm. K.H. A.F Ghazali. Ada dua tipe orang yang akan ditolong oleh Allah azza wa jalla ketika mereka dalam kesusahan. Mereka adalah orang yang mengerti bahwa mereka sedang diuji dan mengerti bahwa mereka sedang disiksa. Ujian atau siksaan secara bentuk hampir sama, yaitu kesulitan atau kesusahan. Yang membedakan adalah orang yang menerima kesulitan itu. Ujian diberikan kepada orang yang telah mempersiapkan diri, sedangkan siksaan diberikan kepada orang yang tidak mempersiapkan diri.

Kalo anak kuliahan dari jurusan matematika dikasih soal kalkulus setelah dia belajar kalkulus itu kan jadinya ujian. Nah kalo anak SD dikasih soal kalkulus? Kan orang tuanya juga bilang "nyiksa budak". Kalo atlet atletik disuruh lari 100 meter dengan waktu maksimal 9 detik itu kan jadinya ujian. Nah, kalo itu anak kecil? Kan jadinya nyiksa. Sering ada orang yang ngalamin kesulitan tapi nggak kunjung selesai masalahnya karena dia buruk sangka kepada Allah atau nggak tahu diri dia. Ada orang yang nggak mau taat kepada Allah tapi ketika menemui kesulitan dia menggerutu "ini ujian berat-berat amat". Ada orang yang agak mending ibadahnya tapi ketika menemui kesulitan dia menggerutu "saya sedang disiksa". Wah... kagak bener itu mah.

Okelah, kalo ngomongin masalah agama mah saya sendiri kurang terlalu paham. Karena ini jurnal andre jadi saya hubungkan saja dengan masalah kuliah. Bentar lagi kan UAS, Ujian Akhir Semester. Nah, banyak tuh yang nggak mau ngapalin, nggak mau belajar, nggak mau mempersiapkan diri. Akhirnya saat waktunya UAS tiba dia merasa kesulitan. Mereka menghadapi soal dengan raut muka yang kusut dan menggerutu "duh, ini dosen ngasih soal ujian susah amat". Padahal kenyataannya dosen memberikan soal sebagaimana materi yang telah mereka ajarkan. Dosen filsafat kan nggak akan ngasih ujian seputar anatomi? Semua soalnya juga dari materi yang pernah diajarkan. Sayangnya, para mahasiswa itu nggak mau ngapalin dan nggak tahu diri. Akhirnya mereka sendiri yang susah. Mengundang keadaan sulit yang dikarenakan diri sendiri itu sama aja dengan nyiksa diri.

Kalo orang yang taqwa sadar bahwa kesulitan yang dialaminya itu adalah sebuah ujian, dia akan sabar dan akhirnya dia lepas dari kesusahan itu. Kalo orang nggak taqwa sadar bahwa kesulitan yang dialaminya adalah sebuah siksaan, dia akan tobat dan akhirnya lepas juga dari kesusahan. Kalo mahasiswa udah belajar, udah nyiapin diri buat UAS tapi ternyata dia nilainya jelek, dia bisa ngajukan ke dosen untuk membuktikan bahwa sebenarnya dia berhak dapat nilai bagus. Kalo orang nggak nyiapin diri dan akhirnya dapet nilai jelek, dia bisa belajar lagi dan mengajukan perbaikan nilai dan akhirnya dapet nilai bagus juga.

So, Ujian atau Siksaan? sadar diri aja deh!
5 Jurnalnya Andre: 2013 UAS, ujian akhir semester. Memang sih itu ujian, tapi bisa juga jadi siksaan. Kok bisa? Gini, tulisan ini saya adaptasi dari ceramah Alm...

Monday 9 December 2013

Amunisi Baru

Bismillah!
Ini, saya membuat postingan di blog menggunakan komputer yang saya bawa dari Garut beberapa hari lalu. Semoga dengan adanya amunisi ini saya bisa lebih mudah mengerjakan tugas-tugas kuliah. Sebelumnya, setiap tugas kuliah saya kerjakan menggunakan laptop teman. Kendalanya, kadang teman saya juga memiliki tugas yang harus dikerjakan. Jadi sebelum dia selesai mengerjakan tugasnya, berarti saya juga belum bisa mengerjakan tugas saya.


5 Jurnalnya Andre: 2013 Bismillah! Ini, saya membuat postingan di blog menggunakan komputer yang saya bawa dari Garut beberapa hari lalu. Semoga dengan adanya amun...

Tuesday 26 November 2013

Jenis dan Desain Penelitian

JENIS PENELITIAN

Ada banyak jenis masalah dalam pendidikan jasmani dan olahraga , dan setiap jenis masalah memerlukan cara pemecahan yang mungkin saja berbeda. Dari perspektif tujuan, penelitian dapat dikategorikan sebagai penelitian dasar (pure research), yang berorientasi pada penjelasan suatu fenomena, kaidah, model, atau postulat yang mendukung pengembangan teori, atau sebagai penelitian terapan (applied research) yang berorientasi pada kepentingan praktik dilapangan, seperti ,kebijakan dan pengembangan produk. Dari perspektif metodologis, penelitian dapat dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu : kuantitaif, kualitatitif , dan kombinasi antara kuantitaif dan kualitatif
Berikut akan diuraikan jenis-jenis penelitian yang lazim digunakan dalam konteks Pendidikan Jasmani dan olahraga.

1. Penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabel. Salah satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment) yang dikenakan kepada subjek atau objek penelitian.
Dalam penelitian eksperimen, seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat memastikan bahwa variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel terikat benar-benar disebabkan adanya manipulasi pada variabel bebas. Hal inilah yang kemudian disebut validitas internal. Dalam kaitan ini, mekanisme kontrol menjadi sesuatu yang sangat penting.

Untuk mendapatkan validitas internal memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

  1.  Kesamaan perlakuan (equalization of treatment). Artinya, subjek dalam satu kelompok harus mendapat perlakuan sama dan sejauh mungkin dihindari subjek melakukan sesuatu yang mengganggu kesamaan perlakuan.
  2.  Peniruan perlakuan (imitation of treatment). Perlu dihindari kelompok kontrol meniru apa yang dilakukan oleh kelompok eksperimen.
  3.  Adanya peristiwa tertentu (history). Eksperimen biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu , dan terkadang cukup panjang.
  4.  Kematangan (maturation). Seorang peneliti harus bisa memastikan bahwa andai terjadi perubahan pada variabel terikat, buka semata karena faktor kematangan, melainkan karena perlakuan yang diberikan.
  5.  Pretest (pretesting). Ketika seorang peneliti memilih desain yang didalamnya harus melakukan pretest-postest, maka peneliti tentu akan melakukan pretest.
  6.  Pengaruh instrument ( instrumentation). Instrument merupakan faktor penting dalam pengumpulan data. Karena itu, instrument perlu dikalibrasi guna memperoleh akurasi dan presisi yang optimal.
  7.  Pemilihan subjek yang bias (selection bias). Hal ini terjadi ketika randomisasi tidak bisa dilakukan sehingga kesetaraan antar kelompok tidak terwujud.
  8.  Keluar dari perlakuan (mortality). Ada kemungkinan karena bentuk perlakuan yang memberatkan atau bahkan membosankan, subjek akan memutuskan keluar dari kegiatan penelitian.
  9.  Pelemahan semangat (demoralization). Pembedaan yang menonjol, misalnya antara kelompok eksperimen dan kontrol, akan berkaitan dengan harga diri individu.
  10.  Imbangan persaingan (compensatory rivalry). Kondisi ini berkebalikan dengan demoralization.


2. Penelitian Deskriptif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan fenomena, kondisi atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis.
Secara umum, langakah-langkah penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan masalah
  2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
  3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data
  4. Menentukan sampel
  5. Mengumpulkan data
  6. Menganalisis data
  7. Menyusun laporan penelitian
3. Penelitian Survei

Adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Ada empat ciri utama penelitian survei, yakni:
  1. Menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama
  2. Subjek penelitian dalam jumlah besar
  3. Tidak memberikan perlakuan
  4. Menggunakan logika deduktif sebagai kerangka berpikir
Pada dasarnya ada kemiripan antara penelitian deskriptif dengan penelitian survei, bedanya, dalam penelitian survei peneliti dimungkinkan untuk melakukan pengujian hipotesis. Artinya tidak sekedar menggambarkan fenomena tertentu sebagaimana pada penelitian deskriptif. Secara umum, langkah-langkah penelitian survei adalah sebagai berikut:
  1. Menentukan tujuan
  2. Menentukan sampel atau responden
  3. Menyusun kuesioner sebagai alat pengumpul data
  4. Uji coba kuesioner untuk memastikan validitas dan reabilitasnya
  5. Memberikan kuesioner kepada responden
  6. Menganalisis data hasil survei
  7. Melaporkan hasil
4. penelitian korelasional

Adalah suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut. Penelitian korelasional mendasarkan diri pada logika deduktif, yaitu dimulai dengan menggunakan sebuah teori sebagai dasar dan diakhiri dengan analisi data hasil. Teknik pengumpulan datanya bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan tes.
Secara umum, langkah-langkah dalam penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
  1. Menetukan masalah
  2. Menentukan sampel
  3. Menyusun atau memilih instrumen pengumpul data
  4. Mengumpulkan data
  5. Analisis dan interpretasi data
  6. Menyusun laporan

5. Penelitian Perbandingan (comparative research)
Adalah suatu penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan variabel atau ukuran-ukuran tertentu.

6. Penelitian Evaluatif
Adalah suatu penelitian yang menggunakan prosedur evaluasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Prosedur evaluasi memiliki dua kegiatan yang pokok, yakni pengukuran dan membandingkan hasil pengukuran dengan standar tertentu. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan apakah suatu program layak atau tidak, relevan atau tidak, efektif atau tidak. Secara umum, langkah-langkah dalam penelitian evaluasi dapat dipaparka sebagai berikut:
  1. Penegasan mengapa penelitian evaluasi dilakukan
  2. Memilih model evaluasi yang sesuai
  3. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait dengan penelitian
  4. Penentuan aspek yang akan dievaluasi
  5. Menyusun instrumen evaluasi
  6. Pengumpulan dan analisi data
  7.  Pelaporan hasil evaluasi
  8. Penelitian Pengembangan
Adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Istilah produk bisa berarti perangkat keras (hardware) seperti alat pelontar bola, modul, instrumen, alat bantu pembelajaran atau perangkat lunak (software) seperti model pembelajaran interaktif, model bimbingan dan sebagainya.

8. Penelitian Kualitatif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ada dua yang pokok, yaitu pengamatan dan wawancara. Pengamatan adalah memperhatikan objek secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut. Sementara itu, wawancara adalah percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dipilih apabila peneliti ingin memperoleh informasi kepada individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Wawancara terdiri dari wawancara bebas, wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar.

Untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian kualitatif, biasanya seorang penelitian kualitatif menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Triangulasi (triangulation) adalah mencari keabsahan data dengan melakukan pemeriksaan silang, baik melalui metode atau sumber data lain
  2. Diskusi dengan teman sejawat (perdebreafing)
  3. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement).
  4. Pengecekan anggota (member check)
9. Penelitian Kaji Tindak (action research)
Penelitian kaji tindak, yang pada tataran tertentu juga sering disebut penelitian tindakan kelas (PTK), adalah proses penelitian bersiklus yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Ciri utama PTK adalah memperbaiki praktek PBM dari dalam secara berkelanjutan.

Masalah penelitian

Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di dalam kelas, guru tidak akan lepas dari permasalahan yang timbuk dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul bisa sederhana, tapi juga bisa kompleksyang merupakan masalah yang dihadapi para siswa, ataupun yang secara umum dialami oleh para guru. Terkait dengan hal itu, langkah awal yang harus dilalui oleh peneliti dalam PTK ialah melakukan identifikasi dan membuat formulasi masalah yang memungkinkan diteliti melalui penelitian tindakan. Kedudukan perumusan formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya.

Rencana Tindakan
Berdasarkan yang telah dipilih, disusun rencana berupa skenario tindakan atau aksi untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan atau perubahan kearah yang lebih baik dari praktek pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal atau memuaskan.

Pelaksanaan Tindakan
Setelah rencana tindakan dirumuskan, peneliti melaksanakan rencana tindakan tersebut kedalam situasi yang riil. Artinya, terdapat interaksi komunikasi antar guru-siswa dan antar siswa dalam suasana pembelajaran. Kegiatan pelaksanaan tindakan merupakan bagian pokok dalam PTK.

Observasi
Observasi dilakukan segera setelah kegiatan dimulai (on going process). Tujuan observasi adalah untuk mengikuti proses perubahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dimana tindakan yang dirancang dilaksanakan, serta perubahan atau hasil dampak dari adanya tindakan yang dilakukan guru.

Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dilakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan evaluasi apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai. Hasil observasi dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan dipergunakan secara prosedur, proses serta hasil tindakan. Setelah itu, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan skenario, apakah tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur, apakah proses seperti yang dibayangkan dalam skenario, dan apakah hasilnya sudah memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Jika ternyata belum memuaskan dikarenakan suatu hal, maka perlu ada perancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun kembali skenario baru.

Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancanga n tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Dalam sebuah desain penelitian biasanya dijelaskan bagaimana data atau informasi dikumpulkan, mekanisme kontrol dilakukan, dan upaya peningkatan validitas penelitian.

Desain Eksperimen
Dalam desain eksperimen ada empat prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
  1. Penempatan subjek secara acak
  2. Adanya perlakuan
  3. Adanya mekanisme kontrol
  4. Adanya ukuran keberhasilan
Ada tidaknya keempat prinsip tersebut akan sangat menentukan kualitas eksperimen yang dilakukan. Dengan dasar tersebut, desain eksperimen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni praeksperimen, eksperimen murni dan eksperimen semu.

Desain Praeksperimen (preexperimental design)
Desain yang masuk kategori ini dianggap lemah atau weak design karena sedikit atau bahkan ketiadaan kontrol yang dilakukan. Ketika kontrol tidak dapat dilakukan, maka ancaman terhadap validitas internal dan validitas eksternal tampak nyata, yang kemudian berujung pada kredibiltas penelitian. Karena itu, meski desain ini ada, disarankan untuk tidak digunakan.
  1. The One Shot Case Study
  2. One Group Pretest-Posttest Design
  3. Static Group Comparison Design
Desain Eksperimen Murni (true experimental design)
Desain ini disebut eksperimen murni karena mekanisme kontrol dilakukan relatif memadai, terutama penempatan subjek secara random. Dengan penempatan subjek secara random maka, diasumsikan ada kesetaraan awal setiap kelompok.

4. Randomized Control Group Posttest Only Design
5. Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
6. Randomized Solomon Four Group Design
7. Factorial Design
Desain Eksperimen Semu (quasi experimental design)
8. Matching-Only Design
9. Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
10. Times Series Design
11. Repeted-Treatment Design
12. Single Subject Design

Desain Non-Eksperimen
Prinsip dasar penelitian non eksperimen pada dasarnya berbeda dengan penelitian eksperimen. Ini terjadi karena pada penelitian non eksperimen lebih menekankan pada validitas eksternal. Sementara pada penelitian eksperimen lebih menekankan pada validitas internal. Pada penelitian non eksperimen, desain penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu: desain komparatif dan korelasional.

1. Desain komparatif
Pada desain komparatif, penelitian diarahkan untuk membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok lainnya.
2. Desain korelasional
Jika dalam desain komparatif tujuannya adalah membandingkan dua variabel atau lebih, maka dalam desain korelasional tujuannya adalah menghubungkan dua variabel atau lebih.

Model Hubungan Antar Variabel
Desain penelitian korelasional juga dapat ditunjukkan dengan model hubungan antar variabel. Terdapat tiga model hubungan antar variabel, yaitu:
1. Hubungan Sebab Akibat
Terjadi jika variabel yang satu menjadi penyebab variabel yang lain. Atau dengan kata lain, dalam model hubungan tersebut ada variabel yang menjadi penyebab dan ada variabel akibat.
2. Hubungan Timbal Balik
Terjadi manakala suatu variabel menjadi penyebab sekaligus akibat dari variabel yang lain.
3. Hubungan Simetris
Terjadi jika dua variabel atau lebih berhubungan, tetapi bukan dalam bentuk sebab akibat maupun timbal balik.
5 Jurnalnya Andre: 2013 JENIS PENELITIAN Ada banyak jenis masalah dalam pendidikan jasmani dan olahraga , dan setiap jenis masalah memerlukan cara pemecahan yang ...

Hijab doesn't stop you from anything


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI TA’ALA WABARAKATUH.
RESPECTED BROTHERS & SISTERS IN ISLAM.

TO ALL DEAR RESPECTED MUSLIMAHS, I HAVE THIS TO SAY BEFORE I GO…….

O MUSLIM WOMEN….Hijab doesn't stop you from anything. They do. They, the Islamophobes, Hate-campaigners, Muslim-haters, Anti-Muslim websites/links and ignorant people who judge or hate you based on how much fabric you are wearing on YOUR OWN body---or how little.

The more you wear (or the less---they don’t know because you don't flash it all at them under your robes) gives rise to the guise "extremist". As if they could tailor you into the slim suit of their narrow understanding. Violence for the sake of making one's self heard is extreme. You can be heard without violence. You can speak without words.

When You wear hijab, you will quickly be chastised by them for wearing a brand that reads "Muslim". Yes…the one who practices Islam. That's why they stop you in airports. That’s Why they ban you from schools. They who created or were born of the consumer generation, seed of this capitalistic market, the "Muslim" is a brand name that threatens their own innovations. They lack the creativity to compete with Islam. Their designs do not have the same quality---they just don't hold up. Atheism, Christianity, Judaism, Budhism, capitalism, communism, liberalism... Whatever brand they aspire to...

Islam is tailored. Individual, universal truth, beautiful and inspired, between the Creator and the Created, Haute Couture. They're just speaking off-the-rack……and you are not buying.
And they can't sell it either---if they don't own it. Sure, they can buy one or two of "us" off... at the price of this world. But they know that they don't have enough assets in all their corporations and banks that exist and have existed and will exist, to buy Islam out. Because every "Muslim" owns a share in Islam. Those who have lived and now do not. Those born, those being born, and those yet to be born. Don't hire us. Ban us from school. And then go on and talk of "freedom" all you like.

If "Muslim" is your brand to them, they must know that you wear it prouder, prouder than the flag of any nation, and God-willing will carry it longer...than your Chanel bag.

No interlocked CCs, no fancy Gs, no LVs, no Nike check, or a crown or a halo or a martyr's wreath are a better logo that give you a better status and recognition as a Muslim, than your hijab. It expresses the fact that you believe in One God, "la illaha il Allah", and you are trying to be a better person, humble, always examining yourself. It says: "I want to be recognized for that, and not the vogue of my physical appeal or the devices of my worldly station".

If they strip you naked, and prevent you from all clothes or the means to them, you will still be wearing hijab in your heart, but if you have the clothes, and you do not wear them for the fear of being recognized as a Muslim or the wish to please and obey them and others over what is pleasing and commanded by your Creator, ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, you do not have the hijab in your heart…you get that?

Hijab is the thread of truth that is woven by our heart's understanding, to the cloth that covers our minds, our ears, our tongues, and our hands, from committing evil actions, out of sincere love for what is good and beautiful beyond us. The cloth that we cover our bodies with is called hijab but it is only the expression of that. The expression you make is the garment that covers the evil actions of others'.

That isn't to say that you don't believe the clothing that expresses your beliefs and intentions prevents the evils of others, nor do you believe men are uncontrollable beasts who will jump on any woman they happen to see uncovered. You mean after all, rapists usually take off some form of clothing in order to be able to rape, so an uncovered woman isn't any superior to a covered woman in my own mind. The expression I make is the garment that covers the evil actions of others isn't meant for prevention, it is deeply personal but at the same time, an example. I deeply believe in street fashion so to speak. I believe simply by living my own life as a good example and striving individually for success in this life and in the next, others will want to do the same: cover themselves from evil. One's sense of style in Islam to continue on this long-winded metaphor, is individual and thought-provoking. I am lowering my gaze from things that might hurt me. Hopefully I am reminding you that you should too, not that I think that you are a rapist, or a cuckoo mama if you aren't Muslim or don't cover.

They can wear a maxi dress over their breasts, hips and legs. They can wear a cardigan on their shoulders and over their arms. They can wear a scarf around their neck. And they will call it “beautiful”..
”charming”..”photogenic”..“ gorgeous”!. But when you cover your arms and shoulders, your bosoms, back and legs, and lift that scarf up so it is on your head and covers your hair (or your face) and suddenly you are "forcing your religion on them"? or you are being an "extremist"?. They express their feminity in a different way than you do. Does that mean your way is wrong? NO!!! Or maybe we just cut from a different cloth?

They say they prefer you in colour when you choose to wear black (because you like it not because its Islamic) but I bet,…they would never have the nerve to go up to Catherine Zeta-Jones or Angelina Jolie in their black evening Oscar dresses and say the same). Who are THEY to tell you what colours to wear? The muttawa?
They can wear yards and yards of fabric in an evening dress but you wear less fabric than that in your abaya and they think that suddenly, you can't walk? You are suddenly "a safety hazard" and "suppressed"?.... and they even dare to call you an "extremist"?

Your hijab doesn't stop you from anything. You have seen firefighter and doctor niqabis, karate champ, gold medalist, and politician hijabis. You ski, rock climb, swim, work in the public, horse back ride, skate, and got married all in hijab, jilbab and khimar. The only thing that stops you is "Muslims" who mislabel and the kafirun that don't want to know who really is suppressed.

NOW PLEASE WEAR YOUR HIJAB, WEAR IT RIGHT AND WEAR IT PROUDLY FOR THE SOUL SAKE OF ALLAH THE ALMIGHTY>

SUBHANALLAH! ALHAMDULILLAH! WALA ILAHA ILLALLAHU ALLAHUAKBAR!!!


from my friend.
5 Jurnalnya Andre: 2013 ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI TA’ALA WABARAKATUH. RESPECTED BROTHERS & SISTERS IN ISLAM. TO ALL DEAR RESPECTED MUSLIMAHS, I HAVE ...

Tuesday 12 November 2013

Al Qolam


Nun. Walqolami wa maa yasthuruun.


Berbaur latar
Bercampur jiwa
Menjalin rasa
Menyusun cerita
Demi Islam, semoga jaya.

Selama pena masih digenggam
Tinta pun masih tak beku
Kami akan tetap menulis
Walau harus tersapu angin
Walau harus terhapus hujan

Al Qolam
Pena yang dalam genggaman
Genggaman umat islam
5 Jurnalnya Andre: 2013 Nun. Walqolami wa maa yasthuruun. Berbaur latar Bercampur jiwa Menjalin rasa Menyusun cerita Demi Islam, semoga jaya. Selama pen...

Monday 11 November 2013

Tinjauan undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional


Undang-undang sistem keolahragaan nasional menjelaskan tentang segala hal yang berkaitan dengan olahraga yang dilaksanakan di Indonesia. Di dalamnya dibahas hak dan kewajiban setiap warga negara dan pemerintah dalam hal penyelenggaraan keolahragaan untuk meningkatkan harga diri bangsa. Pada dasarnya setiap orang memiliki hak dan kewajiban terkait keolahragaan.

Banyak aspek dan hal-hal keolahragaan yang diatur dalam UU SKN, namun rupanya ada hal yang tidak termasuk dalam UU ini yaitu tentang warga negara asing yang terlibat dalam olahraga di Indonesia. Dalam pasal 1 UU SKN terdapat ayat-ayat tentang pelaku olahraga, pengolahraga, olahragawan, dan Pembina olahraga. Dalam ayat-ayat itu tidak dibahas secara khusus apakah mereka warga negara Indonesia atau warga negara asing. Untunglah pembahasan tentang hal tersebut ada dalam PP No 16 tahun 2007. Selebihnya pasal-pasal dan ayat-ayat lainnya saya rasa sudah memadai untuk memayungi seluruh aspek keolahragaan di Indonesia.

Dengan adanya undang-undang yang mengatur aspek keolahrgaan di Indonesia, maka setiap kegiatan penyelenggaraan olahraga di Indonesia diharapkan berjalan lebih tertib dan teratur. Namun pada kenyataannya tidak selalu sesuai dengan harapan. Saya berikan beberapa contoh. UU ini dibuat dengan pertimbangan pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi di lapangan kita sering melihat banyak pengolahraga, pelaku olahraga, olahragawan maupun Pembina olahraga yang tidak sejahtera hidupnya. Seringkali saya lihat beberapa klub olahraga yang ‘gulung tikar’ karena pelatihnya beralih profesi. Hal itu karena dia merasa pendapatan dari melatih itu tidak dapat mencukupi kebutuhannya.

Masih banyak masalah lain terkait olahraga yang saya rasa masih belum sesuai dengan UU SKN. Dalam pasal 1 ayat 9 disebutkan bahwa Tenaga keolahragaan adalah setiap orang yang memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga. Sedangkan di Indonesia masih banyak tenaga keolahrgaan yang dilibatkan dalam berbagai event padahal mereka belum tentu memiliki sertifikat. Misalnya, dalam suatu kejuaraan olahraga tingkat daerah, wasit yang digunakan belum tentu bersertifikat, tenaga P3Knya belum tentu bersertifikat. Namun hal itu juga disebabkan beberapa hal. Kurangnya tenaga yang bersertifikat salah satu sebabnya adalah pelaksanaan sertifikasi itu sendiri memang jarang dan tidak tentu waktunya. Saya pernah mengikuti penataran wasit tenis, dan setelah itu penataran serupa tidak pernah dilaksanakan lagi dalam waktu yang lama. Baru setelah sekitar tujuh tahun kemudian penataran itu dilaksanakan kembali.

Dalam pasal 5 a disebutkan bahwa prinsip penyelenggaraan keolahragaan adalah tidak diskriminatif. Memang secara umum penyelenggaraan keolahragaan di Indonesia tidaklah diskriminatif. Namun tetap ada juga praktik diskriminatif dalam bidang olahraga. Seorang pelatih tinju, Damianus Yordan mengungkapkan bahwa pemerintah cenderung diskriminatif terhadap olahraga tinju tidak seperti sepakbola dan bulutangkis. Selanjutnya di pasal 5 g dibahas tentang sarana dan prasarana olahraga. Akan tetapi pembahasannya menurut saya kurang lengkap. Di situ tidak ada pasal atau ayat selanjutnya yang mengatur kepemilikian sarana dan prasarana olahraga. Selain itu mengenai pemeliharaan sarana olahraga masih belum optimal, jika ada sarana yang kurang terurus justru jadinya saling tuding dan saling lepas tanggung jawab. Selain itu masih ada fasilitas olahraga yang kurang terurus di beberapa daerah. Misalnya di Bali. Seorang pengamat olahraga, Made Nariana mengatakan pemerintah Bali masih menganaktirikan bidang keolahragaan dan lebih fokus pada kepentingan politiknya.

Tapi untunglah masih ada beberapa pemerintah provinsi yang berusaha memberikan layanan olahraga terhadap masyarakatnya sebagai wujud penerapan UU SKN pasal . Di Jawa Barat, lapangan Gasibu sempat beralih fungsi dari fasilitas olaharaga menjadi pasar kaget di hadi Minggu. Tetapi mulai September 2013 Ahmad Heryawan selaku gubernur Jawa Barat secara bertahap akan mengembalikan fungsi lapangan Gasibu sebagai pusat kegiatan olahraga. Ahmad menuturkan area Gasibu nantinya akan ditata antara tempat olahraga dan tempat berjualan. Jadi tanpa mengesampingkan aspek sosiologis ekonomi olahraga dia juga berusaha meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam olahraga. Selain pemprov Jabar, pemprov DKI juga menunjukkan usahanya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam olahraga. Salah satu usahanya adalah dengan menggratiskan fasilitas olahraga pada tanggal 9 September 2013 lalu yang bertepatan dengan hari keolahragan nasional. Gubernur DKI Joko Widodo menerangkan tujuan dari penggratisan fasilitas olahrga itu adalah untuk membudayakan masyarakat untuk bergerak.


Referensi :
Pemerintah “Diskriminasi” Atlet Profesional. Kompas. 22 Oktober 2012. http://olahraga.kompas.com/read/2012/10/22/12231998
Pengamat Minta Pemerintah Perbaiki Fasilitas Olahraga. Antaranews. 28 September 2013. http://bali.antaranews.com/berita/44369/pengamat-minta-pemerintah-perbaiki-fasilitas-olahraga
Tahun 2014, Lapangan Gasibu Akan Dibenahi. Jabarprov. 15 September 2013. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/7229
DKI Gratiskan Fasilitas Olahraga pada 9 September. Kompas. http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/07/1923104/DKI.Gratiskan.Fasilitas.Olahraga.pada.9.September
5 Jurnalnya Andre: 2013 Undang-undang sistem keolahragaan nasional menjelaskan tentang segala hal yang berkaitan dengan olahraga yang dilaksanakan di Indonesia. ...

Staleness and Overcompensation Part I

Kali ini saya 'tulis balik' tulisan yang ada di buku kuliah saya ke blog. Kalo dipahami dengan baik, pasti kalian akan paham bagaimana kaitannya prinsip ini dengan kehidupan sehari-hari.

Latihan keras memang wajar jika ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya. Konsekuensi latihan yang keras adalah kelelahan. Dalam keadaan normal kelalahan akan hilang dalam 24 jam. Dan setelah itu kelelahan akan hilang dan tubuh bugar kembali. Akan tetapi ada atlet atau pelatih yang melakukan latihan terlalu keras demi prestasi yang singkat dan tinggi tanpa memperhatikan pentingnya istirahat yang cukup. Hal ini sangat membahayakan bagi kemampuan atlet. Keadaan bahaya yang dimaksud adalah staleness.

Bompa (1983) menyebut staleness sebagai "... a pathological state of training. It is result of overlooking the work recovery ratio, and exposing the athlete to high intensity stimuli when he / she is in state of fatigue". Kemudian dikatakan bahwa, kalau pelatih tidak memperhatikan kesemibangan antara kerja dan istirahat, maka "... the balance between the two is upset. As a consequence a fatigued athelete will not recover, overcompensation will not occur and he . she may rach a state of exhaustion. When a coach fails to take adequate measures even at this late time, on the basis of an acute residual fatigue and exhaustion, the overtraining state the results".

Overkompensasi mengacu pada dampak latihan dan regenerasi pada organisme tubuh kita yang merupakan dasar biologis guna persiapan atau arousal (gugahan) fisik dan psikologis dalam menghadapi suatu pertandingan. Kalau orang berlatih, maka dia dihadapkan pada serangkaian latihan yang menyebabkan keadaan biologis normalnya menjadi terganggu. Keadaan ini disebabkano leh terbakarnya sumbuer-sumber makanan yang tersimpan dalam tubuhnya. Karena itu usai latihan atlet akan mengalami kelelahan, baik kelelahan fisik maupun kelelahan mental dalam sistem pusat syaraf karena konsentrasi asam laktat dalam darah menjadi tinggi. Karena kondisi demikian, maka kemampuan dari fungsi-fungsi organisemenya untuk sementara akan menurun. Maka dari itu dia perlu istirahat.

Selama masa istirahat ini, sumber-sumber energi biokemikal bukan saja diganti, namun akan pula meningkat sampai melewati keadaan dan tingkat kondisi semula. Hal dimungkinkan dengan cara mengerahkan sumber-sumber cadangan energi yang ada dalam tubuh kita. . Tahap ini disebut tahap rebounding atau overkompensasi. Namun perlu diperhatikan bahwa overkompensasi maksimal hanya bisa dicapai kalau stimulus yang diberikan dalam latihan cukup tinggi, artinya lebih dari 60% agar terasa training effect-nya. Stimulus yang kurang dari 60% tak akan mengakibatkan munculnya overkompensasi yang cukup untuk perkembangan prestasi.

Overkompensasi ini dianggap sebagai fondasi fungsional dari efisiensi dalam olahraga yang merupakan hasil dari adaptasi organisme kita terhadap rangsangan latihan. Dengan kata lain, di tahap overkompensasi inilah kinerja dan energi fisik atlet adalah yang paling tinggi.

Involusi. Kalau masa istirahat berlangsung terlalu lama, maka overkompensasi akan memudar atau menghilang sama sekali sehingga akan terjadi proses yang disebut involusi (Bompa, 1994) atau decay (Rushall dan Pyke, 1990).

Siklus overkompensasi (Bompa:1994)

5 Jurnalnya Andre: 2013 Kali ini saya 'tulis balik' tulisan yang ada di buku kuliah saya ke blog. Kalo dipahami dengan baik, pasti kalian akan paham bagaima...

Friday 8 November 2013

Jakarta 6 Nov 2013

Wuaaaww.. UNJ.
Hari ini saya lagi jadi orang asing dikampus orang lain. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta bro... Begitu turun dari mobil travel, rombongan langsung menuju tempat pelaksanaan konferensi nasional. Saya berjalan melewati para mahasiswa UNJ seolah-olah mereka adalah mahasiswa UPI.

Ada yang beda. Ya iyalah beda. Di UNJ mahasiswa yang 'jelas' penampilan islaminya jarang banget. Beda sama UPI. Di sana nemu mahasiswa 'dengan jaket berlambang palestina' cuma satu :o. Begitu sampai ke tempat pelaksanaan acara rupanya sesi pertama sudah hampir selesai, kami terlambat. Wah... Sesi berikutnya dilaksanakan setelah isoma. Jam 12 kami isoma. Kami ke masjid dan wah... Masjidnya nggak sebesar masjid UPI. Tempat wudlunya paling cuma bisa dipake sama sepuluh orang. Wow.. Tapi... Tapi... Pikiran saya melayang, teringat masjid di UPI. Masjid di UNJ kecil, lowong, nggak penuh. Sama seperti masjid di UPI. Masjid yang besar tapi nggak pernah penuh. Wah.. Masjid di UPI itu terlalu besar menurut saya mah. Dari sekian banyak mahasiswa UPI ditambah karyawannya, nggak pernah bisa menuhin masjid di jam shalat. Jadinya... kalo ada jamaah yang ketinggalan ya mereka tersebar shalatnya, ada yang di dalam, di selasar lantai utama, dan di lantai bawah. Dan di setiap area itu pun jadinya nggak cuma satu jama'ah, bisa sampe tiga atau lebih. Coba kalo masjidnya kecil, pasti penuh.. XD.

Wow lagi. Sholat udah beres, balik lagi ke tempat acara. Sekarang saatnya dosen saya yang jadi pemateri. Begitu materi dimulai dan beliau menampilkan slidenya, waduh! Rupanya materi yang disampaikan nggak beda dengan materi kuliah. Kalo gini mah ngapain jauh-jauh ke Jakarta atuh? Selama pematerian berlangsung hingga acara selesai saya hanya memperhatikan sekedarnya. Hadeh.. Rupanya cuma gitu aja, kata saya dalam hati.



Selesai acara kami pun pulang, di perjalanan kami ngobrol ngalor ngidul ngaler ngetan. Sampe suatu momen pas temen saya nyeletuk "wah, akhirnya obsesi pak dosen tadi tercapai, dia bisa menyampaikan keinginannya kepada Indonesia" gitu katanya. WoW! Dari situ baru saya sadar. Walaupun pemikiran saya beda dengannya tapi dia bikin saya sadar. Kalo teman saya itu berpikir bahwa itu adalah obsesi pak dosen yth, saya berpikir bahwa itu cara beliau untuk menanamkan pelajaran kepada mahasiswanya. Agar mahasiswanya lebih mengerti  makanya hal yang sama diulang-ulang. Tadinya saya merasa rugi udah jauh-jauh datang ke Jakarta cuma buat ngikutin materi yang sama, tapi kemudian saya ngerasa beruntung karena bisa datang dan mendalami materi yang dianggap penting oleh dosen ybs. Makasih pak dosen saya jadi tahu UNJ, saya bisa mendalami materi, saya lebih paham, dan saya jadi tahu setidaknya saya berada di kampus yang benar. Alhamdulillah.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Wuaaaww.. UNJ. Hari ini saya lagi jadi orang asing dikampus orang lain. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta bro... Begitu turun dari mobil ...

Thursday 7 November 2013

Truk Sampah

Garut - Bandung, KM sekian saya lupa.
Diperjalanan tadi saya 'dipertemukan' dengan sebuah truk sampah dari arah berlawanan. Dari jauh aja sudah kelihatan itu truk sampah walaupun di truk itu tidak ada tulisannya "ini adalah truk sampah" dan di jalan juga nggak ada tulisan "awas di depan ada truk sampah". Begitu tahu di depan ada truk sampah, dalam diri saya timbul perasaan ingin menjauhi dan menahan nafas saat berpaspasan. Pertemuan pun tidak bisa dihindari, saya pun menahan nafas. Tapi... Setelah kami berpaspasan dan mobil itu sudah berlalu beberapa meter bau busuknya masih tercium. Hmmppp.... rasanya mau muntah, mau pingsan. Lah... kok jadi kepikiran buat jadi bahan tulisan.

Gini, pasti kalian pernah baca artikel tentang paku yang tertancap di kayu kan? Paku itu dianalogikan sebagai perbuatan buruk seseorang, ketika paku itu dicabut masih ada lubang di kayu itu, dan lubang itu dianalogikan sebagai hati seseorang. Walaupun kita sudah meminta maaf atas perbuatan buruk kita terhadap seseorang, tapi pasti masih ada bekasnya di hati orang itu.

Nah,, ini juga mirip. Kita tahu kalo truk sampah itu isinya ya sampah. Sesuatu yang identik dengan kotor dan bau busuk. Sampah itu saya ibaratkan ucapan atau perbuatan seseorang dan truk itu adalah orangnya. Ketika truk sampah terlihat dari kejauhan, orang yang mengerti cenderung akan menghindarinya. Sama halnya jika ada orang yang perbuatan dan ucapannya selalu kotor dan busuk. Orang lain akan enggan untuk dekat-dekat dengannya, pasti menjauhinya. Begitu melihatnya dari jauh, orang-orang akan cenderung menghindarinya.

Jika sudah terlanjur berpaspasan dengan orang seperti itu, orang lain akan berusaha menahan panca inderanya, pura-pura tak melihat dan jika berbicara dengan orang itu akan pura-pura tidak mendengar. Namanya juga pura-pura pasti sebenarnya ya terdengar dan terlihat. Apa yang orang itu ucapkan pasti terekam dalam memori, tidak hanya sesaat. Walaupun orang itu sudah pergi dan tidak ada di situ tapi perasaan kesal terhadap perbuatan dan ucapan orang itu akan terus ada hingga beberapa waktu. Seperti truk sampah yang sudah berlalu tapi masih tercium bau sampahnya.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Garut - Bandung, KM sekian saya lupa. Diperjalanan tadi saya 'dipertemukan' dengan sebuah truk sampah dari arah berlawanan. Dari ja...

Thursday 31 October 2013

Situasi Keolahragaan Indonesia

Suatu kenyataan pahit saat ini sedang terjadi terkait dengan situasi keolahragaan di Indonesia. Kenyataan itu bisa dilihat dari berbagai jenis olahraga. Menurut UU No. 3 Tahun 2005 olahraga terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu, olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Di ketiga jenis ini olahraga adalah alat atau proses untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa perlu membahas definisi masing-masing jenis olahraga itu, mari kita langsung mencermati kenyataan pahit yang saya maksud.

Dalam olahraga pendidikan kita bisa melihat belum meratanya olahraga pendidikan. Di beberapa kampung banyak sekolah yang kekurangan guru penjas, dan sebaliknya justru di perkotaan guru penjas kelebihan kuota. Terkait dengan hal ini kita harus kembali melihat ke pribadi masing-masing. Kebanyakan orang merasa enggan kembali ke kampung setelah mereka lulus dari suatu universitas dengan menyandang sarjana pendidikan. Mereka lebih memilih mengajar di perkotaan dengan berbagai alasannya masing-masing. Hal ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri. Tentu setiap orang tidak ingin dinilai sebagai kacang yang lupa kulitnya. Tetapi kenyataannya memang orang yang sudah terlanjur datang ke kota biasanya tidak ingin kembali ke desa kecuali hanya sebagian kecil saja. Perlu kesadaran pada diri masing-masing untuk mengatasi masalah ini. Diharapkan setiap orang menyadari bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, terlebih pendidikan jasmani. Kenyataan yang terjadi adalah karena kurangnya tenaga pendidik di perkampungan atau pedesaan membuat siswa tidak mendapatkan pendidikan melalui olahraga. Akhirnya olahraga yang dilakukan oleh siswa hanya sebatas aktifitas jasmani tanpa adanya penerapan nilai-nilai pendidikan.

Selanjutnya dalam pendidikan rekreasi juga kita melihat hal yang sama. Inti dari kegiatan olahraga rekreasi adalah untuk mendapat kesenangan. Dengan adanya rasa senang untuk berolahraga selanjutnya diharapkan masyarakat akan aktif untuk berolahraga. Implikasinya adalah meningkatnya taraf kebugaran di masyarakat. Tetapi yang kita lihat saat ini justru olahraga dikalahkan oleh sektor bisnis. Jika beberapa tahun yang lalu Gasibu (suatu tempat olahrga di Bandung) adalah tempat favorit masyarakat Bandung untuk berolahraga, sekarang bisa dipastikan orang-orang yang datang ke sana tidak akan bisa berolahraga. Gasibu sekarang dipenuhi oleh pedagang kaki sekian sehingga jangankan untuk berolahraga, untuk berjalan saja harus berdesak-desakan dan tidak bisa cepat. Tapi rupanya saat ini pihak pemerintah provinsi Jawa Barat sedang mengagendakan pembenahan lapangan itu untuk keperluan olahraga bersama. Alhamdulillah, ini adalah sebuah langkah yang baik untuk memperbaiki kondisi keolahrgaan masyarakat. (sumber)

Dalam olahraga prestasi tidak jauh berbeda kondisinya. Pada SEA GAMES 2005 dan 2007 Indonesia berada di posisi di bawah tiga besar. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kemudian baru 'berjaya' kembali pada SEA GAMES 2011 saat Indonesia menjadi tuan rumah (sumber). Selain itu khusus di cabang olahraga bulutangkis, tim Thomas dan Uber Cup Indonesia belum bisa 'membahana' seperti dulu lagi. Malah ada wacana untuk kompetisi selanjutnya Indonesia tidak akan mengirimkan tim Uber. Hal ini tentu mengundang pro dan kontra dari masyarakat. Di satu sisi kita ingin tampil di kompetisi bergengsi itu, tapi di sisi lain kondisi atlet-atlet kita masih jauh dari kondisi yang memungkinkan untuk menang, sehingga dikhawatirkan jika memaksakan diri untuk ikut dalam kompetisi tersebut jadinya hanya membuang-buang biaya saja. Perlu diketahui bahwa biaya persiapan dan pemberangkatan atlet ke ajang kompetisi Thomas dan Uber Cup tidaklah kecil, bisa mencapai milyaran, begitu kata dosen saya, Dr. Herman Subarjah., M.Si.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Suatu kenyataan pahit saat ini sedang terjadi terkait dengan situasi keolahragaan di Indonesia. Kenyataan itu bisa dilihat dari berbagai jen...

Yang Baru

Pssstt... saya lagi punya RENCANA bikin tulisan baru, berkaitan dengan bidang kajian kuliah saya.
Saya tuliskan disini ya, siapa tahu bisa jadi kuliah gratis buat temen-temen.. :D
Smile.....
5 Jurnalnya Andre: 2013 Pssstt... saya lagi punya RENCANA bikin tulisan baru, berkaitan dengan bidang kajian kuliah saya. Saya tuliskan disini ya, siapa tahu bisa ...

Sunday 27 October 2013

Salju itu akan mencair

Perkenalkan, nama saya Andreansyah Dwiwibowo. Orang-orang biasa manggil saya Andre. Sedangkan di ijazah nama saya diberi sedikit tambahan, jadi Andreansyah Dwiwibowo, S.Si. Sebuah gelar yang saya terima setelah berjuang selama lima setengah tahun. Di KTP saya tercatat sebagai warga Garut, tetapi kehidupan sehari-hari saya sekarang banyak dijalani di Bandung. Saya terlahir sebagai orang sunda. Lahir di Bandung, dibesarkan di Garut, hingga akhirnya setelah dewasa saya kembali ke Bandung. Masa sekolah dari SD hingga SMA saya alami di Garut. Setelah lulus SMA saya ditakdirkan untuk melanjutkan kuliah di Bandung. Saya adalah mahasiswa S2 di Universitas Pendidikan Indonesia. Gelar sarjana juga saya terima dari UPI. Sebuah perjalanan panjang yang tidak akan pernah saya lupakan. Sebuah proses pendewasaan diri yang tidak mungkin sama dengan pengalaman orang lain. Nanti akan saya ceritakan bagaimana pengalaman kuliah saya. Tetapi sebelum bercerita, saya sampaikan dulu kepada para pembaca bahwa kisah ini bukan kisah motivasi. Saya berharap dengan membaca kisah ini para pembaca lebih berhati-hati dan cerdas dalam menjalani kuliah. Karena kisah ini tidak patut ditiru.

Saya ini mahasiswa salju. Begitulah saya menjuluki diri saya sendiri. Salju adalah singkatan dari salah jurusan. Saya kuliah di jurusan olahraga padahal minat saya lebih cenderung kepada hal-hal yang berkaitan dengan komputer. Dulu, waktu daftar pun saya tidak benar-benar ingin daftar ke jurusan ini. Sejak kecil saya dilatih olahraga tenis oleh orang tua. Saya merasa tidak ada kemampuan lain yang bisa saya andalkan untuk bisa diterima diperguruan tinggi selain kemampuan olahraga. Jadi waktu itu, saya daftar ke jurusan keolahragaan berdasarkan kesadaran diri atas kemampuan yang ada. Ada tiga jurusan yang berkaitan dengan olahraga di UPI. Saya pilih Ilmu Keolahragaan, jurusan khusus IPA. Bukan, bukan karena saya merasa pintar IPA, tapi karena pendaftarnya memang sedikit. Saya memilih jurusan yang sedikit saingannya. Saya sendiri sejak SMA seharusnya tidak berada di jurusan IPA, dari hasil psikotes saya disarankan untuk masuk jurusan bahasa tetapi saya tetap masuk IPA. Akhirnya saya mencoba mendaftar melalui jalur PMDK. Waktu tes PMDK, saya hanya satu-satunya pendaftar dengan keterampilan olahraga tenis. Alhamdulillah saya lolos tes dan diterima.

Saya tidak pernah bercita-cita ingin kuliah, apalagi kuliah di jurusan olahraga. Jadi, waktu saya daftar ke sini itu saya daftar dadakan. Tapi karena sudah ‘terlanjur’ jadi saya jalani saja. Padahal jurusan ini adalah jurusan yang terhitung baru lahir, masih belum jelas arahnya. Banyak mahasiswa dan dosen jurusan lain yang merendahkan jurusan IKOR. Tapi saya tidak peduli toh saya ke sini juga salju. Hingga saat itu saya masih merasa salju. Perasaan salju itu rupanya berpengaruh terhadap semangat belajar saya. Keterbatasan kemampuan otak dan minat saya yang kurang dalam bidang olahraga dan eksak membuat saya tertinggal dalam hal akademik. Saya sering mendapat nilai jelek dalam beberapa matakuliah hingga mengharuskan saya mengulang mata kuliah tersebut dan itu memperpanjang masa kuliah saya. Nilai jelek yang saya dapatkan membuat orang tua kecewa dan akhirnya menyetop aliran dana. Keadaan itu membuat saya mulai berusaha sendiri hingga pernah suatu kali saya tidak bisa membayar SPP dan akhirnya cuti. Akibatnya saya pun semakin tertinggal dari teman saya yang lainnya. Di antara mereka saat itu ada yang sudah mulai PLA (atau PPL, PLP, atau istilah lainnya).

Keadaan saya diperparah dengan habisnya masa kontrakan. Waktu itu saya sempat kebingungan mencari tempat tinggal. Saya pernah berhari-hari menginap di kostan teman-teman kuliah, tetapi saya juga tahu diri dan pindah ke tempat lain. Selama masa itu saya sering berada di kampus dan mulai akrab dengan petugas kampus, akhirnya karena kedekatan saya dengan mereka saya pun diizinkan untuk tinggal di salah satu gedung kampus. Keadaan mulai membaik ketika salah satu petugas kampus mengenalkan saya dengan temannya yang memiliki usaha warnet. Saya dipekerjakan di sana dan diberi tempat tinggal di sana. Alhamdulillah, sebuah pekerjaan yang sangat cocok sekali untuk saya. Sesuai dengan minat saya. Uang yang saya dapat dari pekerjaan itu hanya cukup untuk keperluan sehari-hari saja. Waktu itu saya hanya santai tidak peduli dengan kuliah, bahkan jika tidak dilanjut pun tidak masalah bagi saya. Tetapi ibu tidak ingin saya berhenti, ibu mengusahakan agar saya bisa lanjut kuliah dan akhirnya saya pun bisa lanjut atas usaha ibu. Ibu mendorong saya untuk segera menyelesaikan kuliah. Alhamdulillah, di semester itu saya bisa mengikuti sidang proposal dan mulai mengerjakan skripsi.

Masa-masa skripsi tidak menuntut mahasiswa untuk selalu hadir di kampus. Banyak waktu kosong. Di waktu yang kososng itu saya mendapat tawaran untuk bekerja di tempat lain. Pendapatan warnet yang kian menurun seiring perkembangan teknologi membuat saya lebih memilih untuk pindah bekerja. Pekerjaan di tempat baru tidak seperti yang saya kira. Rupanya lebih sibuk. Padahal saya ditawari untuk mengisi posisi staff IT. Posisi yang saya fikir akan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi karena saya akan banyak waktu di depan komputer. Tetapi kenyataannya saya juga merangkap sebagai staff operasional dan staff teknis sehingga banyak aktifitas di luar kantor. Kegiatan yang padat sebagai tuntutan pekerjaan justru membuat skripsi saya terlantar dan membuat saya tidak mampu memenuhi harapan ibu untuk lulus pada semester itu.

Walaupun saat itu saya bekerja tetapi saya tetap dalam keadaan ‘sulit’. Pendapatan dari pekerjaan baru itu seringkali habis untuk keperluan sehari-hari. Sementara itu semester baru semakin dekat, saya tidak punya tabungan. Ibu sudah tidak bisa lagi mencari pinjaman untuk membayar biaya kuliah. Terpaksa pada saat itu sisa gaji yang ada ditambah dengan pinjaman ke teman-teman kerja saya gunakan untuk membayar SPP di semester berikutnya. Di semester itu saya mulai fokus kembali untuk mengerjakan skripsi. Tugas dari kantor mulai terabaikan. Waktu itu saya sudah tidak terlalu mementingkan pekerjaan. Yang penting saya harus segera lulus dan setelah lulus saya akan berhenti bekerja. Di semester itu saya sering pergi ke kampus di sela-sela waktu kerja untuk bimbingan dengan dosen. Fasilitas di tempat saya bekerja saya manfaatkan untuk mengirit pengeluaran. Setiap revisi yang perlu diprint ulang saya print di kantor, koneksi internet gratis yang tersedi saya gunakan untuk mencari referensi tambahan. Saya mulai terbiasa dengan teguran dari pemilik perusahaan atas kinerja saya yang buruk tetapi saya tidak pernah memperdulikannya. Akhirnya sampailah sampai masa pra sidang hingga sidang dan saya pun lulus. Alhamdulillah. Saya merasa lega karena telah terbebas dari beban kuliah dan saya pun bisa memenuhi harapan orang tua. Tetapi saya juga harus relah meninggalkan pekerjaan saya saat itu.

Walaupun masa studi telah selesai tapi saya masih sering berkeliaran di lingkungan kampus. Suatu waktu saya bertemu dengan teman lama. Sejak dulu dia terkenal pandai. Dalam pertemuan itu dia bercerita bahwa dia sendang kuliah S2 dengan bantuan beasiswa dari dikti. Saat itu pula mulai timbul keinginan dalam diri saya untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2. Saya pun mulai mencari info pendaftaran beasiswa dikti dan info pendaftaran S2. Tidak lama setelah wisuda S1 saya mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa S2 dan mengikuti tes yang mereka adakan. Alhamdulillah, saya lolos. Tetapi biaya kuliah S2 terbilang mahal, sedangkan saat itu saya belum dipastikan sebagai penerima beasiswa. Waktu itu muncul niat untuk mundur saja, tetapi orang tua melarang. Akhirnya saya turuti keinginan orang tua dan saya tekadkan untuk kuliah lebih baik daripada S1. Alhamdulillah setelah menjalani kuliah sekitar dua bulan keluar pengumuman beasiswa dan saya resmi terdaftar sebagai penerima. Kemudahan serta kemudahan datang berkelanjutan. Saat ini saya kuliah sambil bekerja. Pekerjaan yang tidak bergengsi, hanya sebagai penjaga took. Tetapi pekerjaan inilah yang banyak membantu saya sejak saya mulai kuliah S2. Bukan kebetulan pemilik toko ini adalah teman kuliah juga hanya saja kami beda jadwal. Saya menumpang di kosannya jadi tidak perlu mengeluarkan biaya kost. Selain itu mata kuliah yang kami kontrak sama, dia punya semua buku yang dibutuhkan sehingga saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli buku. Jadwal jaga toko pun tidak menganggu aktifitas kuliah dan aktifitas di toko tidak terlalu sibuk sehingga saya bisa mengerjakan tugas di sana. Sekarang saya hanya perlu kuliah dengan baik dan berusaha menyelesaikan kuliah secepatnya. Sesuai aturan kampus dan DIKTI serta harapan keluarga.
Pesan saya untuk para pembaca yang saat ini juga sedang berjalan di atas salju, janganlah kalian terlalu lama berada di sana. Cepatlah keluar (lulus, bukan DO) dari jalan itu dan ambil jalan yang benar selanjutnya. Pada dasarnya tidak ada orang yang salah jurusan. Di perkuliahan S2 ini saya merasakan semangat yang beda dengan S1 dulu. Materi perkuliahan lebih mudah terserap. Saya berfikir, jika dulu saya tidak mengambil jurusan IKOR (yang saya anggap salju itu) maka saya belum tentu diterima di UPI. Jika saya tidak diterima di UPI, saya tidak mungkin kuliah S2 karena saya hanya mendaftar ke satu universitas waktu itu. Seandainya saya lulus lebih awal belum tentu saya bertemu teman lama itu dan belum tentu saya dapat informasi beasiswa. Bahkan jika saya lulus lebih awal bisa saja saya terlantar belum mendapat pekerjaan, karena hingga saat ini masih ada beberapa teman saya yang lulus lebih dulu tapi masih belum bekerja.

Ambil saja hikmah dari setiap peristiwa dan anda akan mendapat pelajaran dari peristiwa itu. Pandai-pandailah mengambil nilai positif karena itu akan membantu anda dalam mengahadapi masalah agar terasa lebih mudah. In syaa Allah. Sebagai penutup, untuk hidup yang lebih baik kita harus selalu belajar dari kesalahan. Anda bisa belajar dari kesalahan diri sendiri, bisa juga belajar dari kesalahan orang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Nah, itulah kisah saya. Ambil pelajarannya jangan sampai teman-teman mengalami kesalahan yang sama. Waktu adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk dibuang dengan melakukan kesalahan. Terimakasih. Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. ^__^
5 Jurnalnya Andre: 2013 Perkenalkan, nama saya Andreansyah Dwiwibowo. Orang-orang biasa manggil saya Andre. Sedangkan di ijazah nama saya diberi sedikit tambahan, j...

Friday 25 October 2013

Gosip Digosok Makin Sip

Hm... Kalau membaca atau mendengar kata 'gosip' biasanya alam bawah sadar kita akan mengarahkan pikiran kita pada sebuah kegiatan yang sering dilakukan ibu-ibu atau para wanita ABG. Padahal kenyataannya laki-laki juga suka bergosip, hanya saja topiknya memang beda.Selain itu juga ada kalangan lain yang suka bergosip, tidak hanya pemuda-pemudi, bapak-bapak, dan ibu-ibu secara umum tetapi juga para pemuda-pemudi, bapak-bapak, dan ibu-ibu aktivis dakwah. Sekali lagi saya tuliskan, topiknya berbeda.

Gosip, digosok makin sip. Memang kenyataannya begitu, sesuatu yang digosipkan justru akan semakin sering dibicarakan. Gosip yang sering dibicarakan oleh sebagian orang akhirnya akan semakin banyak orang yang membicarakannya. Kata 'gosip' sendiri sering dipersepsikan sebagai suatu aktifitas atau kegiatan membicarakan suatu isu yang sedang 'in'. Untuk ibu-ibu penggemar sinetron yang menjadi topik pergosipan adalah para artis sinetron atau jalan cerita sinetron favoritnya. Untuk para gadis ABG topik yang sering mereka bicarakan tidak jauh dari para artis muda, misalnya penyanyi. Beda lagi kalau bapak-bapak, gosipan mereka biasanya seputar kondisi pemerintahan dan perilaku para pejabat. Sedangkan di kalangan aktivis dakwah yang seirng menjadi topik gosip adalah kondisi umat.

Bergosip, jika hanya gosip saja tentu tidak ada manfaatnya bagi kepentingan umum. Memang ada gausnya, taitu kita bisa melatih dan belajar menyampaikan gagasan. Tetapi gagasan yang disampaikan melalaui ucapan biasanya hanya bertahan sesaat. Kemudian akan dilupakan karena pembicaranya sudah tidak terdengar, selain itu gagasan yang disampaikan melalui verbal cenderung biasanya berkesan negatif.

Oleh karena itu untuk menyalurkan gosip itu agar tidak hanya sekedar gosip lebih baik dituangkan dalam tulisan. Selain kita tetap bisa bergosip ria kita juga bisa membawa manfaat bagi orang lain. Kelebihan lainnya adalah gagasan yang disampaikan akan cenderung bernilai positif. Untuk menuangkan gagasan ke dalam tulisan membutuhkan waktu yang relatif lama. Dalam penuangan gagasan itu akan terjadi proses berfikir. Kita akan menemukan kekurangan dari tulisan kita, kita akan mempertimbangkan apakah tulisan kita disampaikan dengan kata-kata yang layak atau tidak. Sebelum tulisan itu dipublish kita akan membacanya. Jika terdapat kata-kata yang kurang pas kita akan memperbaikinya. Jadi tulisan kita saat siap publish akan berupa tulisan yang berisi gagasan tau pemikiran yang berkesan positif. Berbeda dengan gagasan yang disampaikan secara spontan melalui ucapan jika ternyata bernilai negatif tidak bisa kita mereview dan menarik ucapan itu kembali.

Jadi silahkan bergosip ria, tetapi tidak hanya sekedar gosip yang tidak ada nilainya. Jadikan gosip anda sebagai gosip yang bernilai. Tuangkan hasil gosip dalam tulisan yang bermakna, disampaikan dengan cara dan konten yang baik. Berdasarkan hasil pemikiran yang mendalam bukan "asal jeplak". Jangan hanya bergosip yang bisanya hanya mengomentari dengan nada negatif, berghibah atau fitnah. Cobalah bergosip untuk mencari solusi. Sehingga anda memang Menggosok Sesuatu Menjadi Makin Sip. Jangan hanya hanya bisa mengutuk kegelapan, jadilah lampu Philips yang terang terus. Hehehe...

wallahu a'lam bishshawab.
-banyak banget statement Prof. Adang yang bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Hm... Kalau membaca atau mendengar kata 'gosip' biasanya alam bawah sadar kita akan mengarahkan pikiran kita pada sebuah kegiatan ya...

Jadi Ayam Saja

Lagi-lagi ide ini bukan murni ide saya. Tetapi sebuah statement dari Prof Adang yang kemudian saya kembangkan menjadi sebuah tulisan.

Dalam kehidupan manusia masalah hampir selalu ada di setiap waktu. Setoap orang memiliki masalah yang berbeda satus ama lain. Cara mereka dalam menghadapi masalah pun berbeda. Ada orang yang menjadi panik ketika mendapat masalah, ada juga yang menghadapi masalah dengan tenang. Ada yang menghadapi masalah dengan penuh keberanian, ada juga yang berkeluh kesah dan khawatir berlebihan.

Hadirnya masalah dalam hidup itu pasti. Kita tidak misa menolak dan meminta untuk tidak punya masalah. Sikap dan respon kita terhadap sebuah masalah memengaruhi cara pandang kita terhadap masalah itu. Dan hal itu berpengaruh pada cara kita menyelesaikan masalah. Dorang yang yakin dan penuh percaya diri akan menyikapi suatu masalah dengan berani. Dia yakin bahwa dia sanggup menyelesaikan masalahnya. Dan itu membuatnya merasa bahwa masalah yang dihadapi adalah hal kecil. Sebaliknya orang yang menyikapi suatu masalah dengan kepanikan akan cenderung membuatnya selalu berkeluh kesah. Sehinggga daripada mencari solusi dia malah membiarkan masalah itu hingga masalah yang sebenarnya kecil bisa menjadi besar.

Sebenarnya ketika mendapat masalah kita tidak perlu merasa panik, khawatir, takut dan mengeluh. karena pada dasarnya kita telah diberi kemampuan untuk mengatasinya. Secara alamiah sejak kecil kita sudah dilatih untuk menghadapi masalah. Tetapi sebagian dari kita tidak membiasakan diri atau tidak dibiasakan oleh orang tua kita untuk mengatasi masalah. Kita malah cenderung menghindari (atau dihindarkan) dari masalah. Prof. Adang mencontohkan seorang anak kecil usia 2,5 tahun yang memberontak atau menangis hingga 'megap-megap' ketika dia dimandikan. Anak itu akan bertingkah seperti itu adalah sebuah reflek seorang anak, tetapi tidak wajar. Kondisi itu terjadi karena anak tidak dibiasakan sejak kecil. Anak dari usia bayi sudah dikaruniai reflek untuk menahan nafas ketika dimandikan. Apabila hal itu dibiasakan maka saat usia 2,5 tahun semestinya tidak akan memberontak. Walaupun saya tidak tahu kebenaran kondisi itu, tetapi saya menyimpulkan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah. Bedanya, orang yang melatih kemampuannya dalam mengatasi masalah akan terbiasa dan tenang dalam menghadapi masalah lainnya sedangkan yang tidak melatihnya akan panik ketika mendapat masalah.

Suatu kemampuan akan terus berkembang jika dipelihara dan digunakan. Oleh karena itu kemampuan memecahkan masalah pun akan berkembang jika setiap masalah selalu dihadapi hingga diperoleh solusi, bukan dihindari. Adanya masalah bagi manusia adalah keniscayaan. Jika tidak ingin punya masalah, jika ingin terbebas dari masalah jangan jadi manusia. Jadi Ayam Saja.

Dari dulu hingga sekarang suara ayam begitu saja, tidak ada perkembangan hanya 'petok-petok'. Baik ayam yang 'dididik' oleh induknya maupun tidak 'dididik' suaranya akan sama. Hingga sekarang belum ada ayam yang suaranya 'meow'. Itu karena ayam tidak pernah dihadapkan dengan tantangan dan permasalah. Selain itu ayam tidak pernah mengeluh atau khawatir tidak mendapatkan makan. Bagi ayam ada atu tidaknya makanan bukanlah suatu masalah. Dia bisa makan apa saja. Ayam tidak perlu merasakan bagaimana sengitnya persaingan dunia kerja demi uang. Mereka juga tidak perlu capek melamar ke berbagai perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan. Tidak ada tantangan, tidak ada masalah dalam kehidupan mereka. Yah, jadi jika anda tidak ingin punya masalah dalam kehidupan mah Jadi Ayam Saja.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Lagi-lagi ide ini bukan murni ide saya. Tetapi sebuah statement dari Prof Adang yang kemudian saya kembangkan menjadi sebuah tulisan. Dala...

Thursday 24 October 2013

Di atas rata-rata

Pelaut yang ulung adalah pelaut yang biasa berlayar di lautan yang bergelora, bukan di lautan tenang. Untuk menjadi orang yang suksers dibutuhkan usaha yang luar biasa, bukan usaha yang biasa-biasa saja. Untuk menjadi atlet yang hebat latihannya harus di atas rata-rata. Untuk menjadi muslim mu'min yang tinggi derajatnya harus melakukan ibadah di atas rata-rata. Jangan sama dengan rata-rata.

Memang seperti itu, jika kita ingin menonjol daripada orang lain berarti kita harus memiliki kelebihan. Kelebihan itu bisa berupa apa saja, baik berupa ilmu, pengetahuan, atau keterampilan. Untuk memiliki kelebihan itu tentusaja tidak mudah. Harus diawali dengan usaha atau latihan yang lebih pula. Saya di sini hanya memberikan contoh-contoh saja, karena saya tidak pandai dalam menjelaskan sesuatu, apalagi yang sifatnya teoritis. Untuk menjadi penulis terkenal dibandingkan penulis lain pasti diperlukan latihan menulis dulu. Tetapi jika latihan kita sama dengan yang dilakukan orang lain, maka hasil kita pun akan sama dengannya. Tetapi jika kita menulis lebih banyak dari oranglain, promosi lebih banyak dari orang lain, dan memiliki jaringan yang lebih banyak dari orang lain kemungkinan kita akan lebih terkenal daripada orang lain.

Demikian juga dalam hal beribadah. Ibadah yang baik harus dilakukan dengan benar. Sedangkan kita tidak akan mengetahui kebenaran tetnang ibadah yan kita lakukan apabila kita tidak tahu ilmunya. Oleh karena itu orang yang lebih banyak belajar dan mempraktekkannya itulah orang yang lebih baik baik ibadahnya. Di suatu waktu saya pernah menebmukan orang yang beribadah tanpa tahu ilmunya. Bahkan saya mengalami sendiri. Dulu saya suka melaksanakan shalat sunnah rawatib. Tapi saya melakukannya tanpa mengatahu apakah yang saya klakukan itu benar atau tidak. Hingga akhirnya saya tahu bahwa tidak ada shalat sunnah setelah shalat ashar. >__< .  Di lain waktu saat saya hendak melakukan shalat ashar, waktu itu baru selesai adzan dan mu'adzin langsung qomat padahal masih di awal waktu. Saat itu salah seorang jama'ah berkata pada mu'adzin seharusnya jangan qamat dulu karena dia mau melaksanakan shalat sunnat. Tapi mu'adzin itu 'nyeletuk' bahwa tidak ada shalat sunnah sebelum ashar. wkwkwk. Kebalikan dari saya.
nb : ternyata ini ikhtilaf, jadi mungkin aja mu'adzin itu gak tahu bahwa ada pendapat yang mengatakan bahwa shalat sunnat  ashar itu ada. sama kaya saya, nggak tahu..>__<

Contoh lainnya adalah dalam melaksanakan shalat tahajud. Banyak yang menjelaskan bahwa sepertiga malam terakhir adalah waktu terbaik untuk tahajud, tetapi untuk orang yang tidak tahu mungkin bisa saja dia melaksanakan shalat tahajud di sepertiga awal atau sepertiga tengah malam. Walaupun begitu, mereka lebih baik daripada yang tidak melakukan shalat tahajud. Jadi, bagi yang mau belajar pasti tahu, bagi yang tahu mendapatkan keutamaan. Bagi yang mau melakukan juga lebih baik daripada yang tidak melakukan.

Begitu juga dalam hal lain. Misalnya peningkatan visitor blog. Ada sebuah cara yang sudah umum, yaitu blogwalking. Saya menyaksikan sendiri bahwa pemilik blog yang LEBIH rajin blogwalking maka visitornya pun leibh banyak dan itu berdampak pada pendapatnnya karena banyak yang beriklan di blog itu. Jadi untuk bisa sukses itu memang harus DI ATAS RATA-RATA.

-Tulisan ini juga cuma hasil materi yang saya tangkap dari penjelasan Prof. Adang. Susah memang menuangkan ide ke dalam tulisan. Tapi biarlah.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Pelaut yang ulung adalah pelaut yang biasa berlayar di lautan yang bergelora, bukan di lautan tenang. Untuk menjadi orang yang suksers dibut...

Bukan Sawah Yang Harus Dibakar

Dalam hierarki sistemik usaha pendidikan terdapat siklus pembangunan masyarakat melalui pendidikan. Dalam siklus ini semua lapisan masyarakat terlibat. Masyarakat, sekolah, dinas hingga kementrian terlibat dengan fungsinya masing-masing.

Pada lapisan miskroskopis ada masyarakat dan satuan program kegiatan pendidikan. Mereka ini berperan sebagai pelaksana menjalankan funsi operasional. Selanjutnya di lapisan tengah ada satuan institusi pendidikan dan satuan penyelenggara pendidikan. Mereka menjalankan fungsi institusional. Mereka adalah sekolah-sekolah, dinas-dinas dan perguruan tinggi. Di lapisan paling atas ada pemerintah dengan fungsi strukturalnya. Peran pemerintah dalam hal ini membuat kebijakan dan undang-undang. Ketiga tingkatan / lapisan itu saling berkontribusi dalam melaksanakan tugasnya masing-masing serta memberikan masukan sebagai bahan perbaikan di periode selanjutnya.

Tetapi dalam praktiknya memang tidak sesederhana konsep yang ada. Seringkali terjadi ketidakberfungsian dari masing-masing tingkat. Tetapi kali ini kita hanya membahasa maslaah yang ada di tingkat struktural saja, yaitu pemerintah dengan segala perangkatnya.

Di Indonesia korupsi sudah menjadi masalah yang terjadi di berbagai kalangan. Korupsi di kalangan atas adalah salah satu masalah yang sering menjadi sorotan. Penguasa dan pengusaha berkongkalingkong memperjuangkan kepentingan mereka tanpa memperdulikan kepentingan rakyat. Mereka sibuk dengan keegoisannya untuk mencari untung bagi mereka sendiri. Kasus korupsi melanda berbagai bidang di kementrian. Tidak terkecuali di bidang pendidikan. Orang-orang yang ada 'di atas' tidak bertanggungjawab terhadap 'kecerdsannya'. Para pejabat yang duduk di kursi sana rata-rata orang bergelar, dengan gelar akademik yang tinggi dan tidak hanya satu gelar. Banyak orang-orang lulusan sekolah hukum yang akhirnya malah mereka yang dihukum. Banyak lulusan orang-orang sekolah kependidikan yang melakukan tindakan-tindakan yang justru tidak mendidik. Mereka itu ibarat tikus dan lembaga kementrian atau DPR adalah sawahnya dan negara ini adalah lahannya.

Kemudian dengan adanya tikus-tikus di lembaga pemerintahan, akhirnya banyak gangguan-gangguan yang menhambat pembangunan nasional. Sistem pendidikan yang tidak mendidik akhirnya hanya melahirkan generasi yang sama hancurnya sehingga kerusakan itu terus berlanjut dan tidak ada akhirnya.

Kerusakan yang diakibatkan oleh buruknya sistem 'di atas' yang tidak melaksanakan tugas mereka dengan baik malah menghancurkan orang bawah. Dan gara-gara perbuatan mereka juga akhirnya membuat sebagian orang berfikir bahwa sebaiknya lembaga-lembaga itu ditiadakan saja. Dengan kata lain mereka lebih suka membakar sawahnya daripada membasmi tikusnya.

Memang kebanyakan masyarakat hanya fokus pada memberikan kritik dan melupakan pemberian solusi. Melihat sawahnya banyak diganggu oleh tikus kemudian berfikir lebih baik tidak punya sawah yang akhirnya malah menjadi tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan beras. Begitu pula memilih menghilangkan lembaga pendidikan yang akhirnya nanti malah tergantung pada SDM negara lain karena SDM negara sendiri dianggap tidak kompeten.

Menyikapi hal ini yang seharusnya dilakukan adalah membasmi tikus dan menjaga sawah agar tidak dimasuki hama lainnya. Daripada menghinlangkan lembaganya lebih baik memberhentikan para pejabat yang korup kemudian mengganti mereka dengan orang yang lebih baik dan memberikan pendidikany ang baik dan benar kepada para generasi penerus agar mereka tidak meniru apa yang dilakukan para pejabat korup itu.

-ah.. tulisan apa ini? ini cuma tulisan dari apa yang saya tangkap dari kuliah bersama Prof. Abin Syamsuddin tentang psikologi pendidikan. kalo tulisannya nggak jelas ya seenggaknya kalian udah ngerti lah apa maksudnya.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Dalam hierarki sistemik usaha pendidikan terdapat siklus pembangunan masyarakat melalui pendidikan. Dalam siklus ini semua lapisan masyaraka...

Thursday 10 October 2013

Terlambat

Hadeh... andre.. andre...

Ndre, kamu terlambat ngampus terus nggak ikut kuliah. Halah, andre... padahal kamu telatnya nggak sampe sepuluh menit. Biasanya juga kalo telat kamu suka nekat izin masuk. Lagian dosennya juga baik, suka ngizinin mahasiswa yang telat datang. Lah kenapa kamu malah nggak masuk? Kamu mah ada-ada aja. Absensi itu penting. Kalo kehadiran kamu di bawah 80% kamu udah nggak bisa ikut kuliah lagi. Sekarang kamu nggak masuk, berarti kamu udah ngebuang 10%, jadi jatah kamu tinggal sekali lagi. Kalo kamu gagal, berarti kamu harus ngulang tahun depan. Jangan sampe deh... Itu bakal ngehambat rencana-rencana kamu yang lainnya.

Sekarang kamu beralasan bahwa kamu telat gara-gara temen kamu yang emang hobi bangun telat, berangkat telat, dan kuliah telat. Kamu ngaku udah siap berangkat sejak 45 menit sebelum waktu kuliah, tapi kamu nggak berangkat karena kamu harus nunggu temen kamu itu. Kamu nggak tega ya berangkat duluan ninggalin dia karena kamu udah banyak dibantu dia? Tapi tetep aja kamu ga boleh nyalahin dia kalo kamu telat.

Telat itu kesalahan kamu sendiri. Tapi baguslah, kamu ga masuk biar kamu bisa disiplin. Tapi inget, kamu ga masuk karena telat cuma boleh kali ini aja. Itu bisa jadi shock terapi buat kamu. Kamu ngerasa kesiksa kan lontang-lantung di kampus tanpa kegiatan yang jelas? Makanya, kalo kuliah tuh hadirnya tepat waktu. Ini harus dibiasakan biar di kegiatan lain juga kamu bisa selalu on time. Kan sholat juga gitu. Waktu sholat memang lumayan panjang tapi kalo pengen dapet pahala yang banyak ya harus di awal waktu. Lebih bagus lagi kalo sebelum waktu sholat itu masuk, kamu udah siap, udah sholat sunnah dulu, dll.

Jadwal kuliah kan udah tetep, rutin, bukan dadakan, jadi harusnya kamu nggak telat. Kalo kamu telat jelas aja salah. Di kasus ini juga gitu. Kamu kan udah tahu kebiasaan temen kamu itu suka telat, lah kenapa kamu tetep nunggu dia? Padahal kalo kamu punya duit mah kamu berangkat duluan aja pake angkot, biar dia yang pake motor. Kamu kasihin STNKnya, kuncinya juga sekalian. Terus kamu berangkat, jadi dia juga bisa pergi ke kampus cepet, sesuai dengan tingkat telatnya dia. Jadi kamu ga bisa nyalahin dia.

Kamu ga boleh telat terus-terusan. Atau misal kamu telat terus dikasih ijin buat ikut kuliah, jangan kamu jadiin kebiasaan. Karena kamu tahu dosennya baik, terus kamu jadi hobi telat. JANGAN! Kalo kamu bisa datang awal, ya lakuin. Itu bagus. Kalo kamu bisa sholat tepat waktu, ya bagus. Lakuin itu. Toh kalo nanti pas udah waktunya kamu mati juga kamu kan nggak bisa nunda-nunda dulu. Lah, kalo kamu nggak nyiapin diri buat kuliah, kamu telat datang masih mending kalo dosennya baik kamu bisa minta izin dan akhirnya ikut kuliah. Tapi kalo soal kematian, kamu ga bisa minta izin telat terus nunda kematian kamu buat ngumpulin pahala dulu. Pokoknya, kalo kamu nggak siap, terus waktunya udah tiba. Udah, ga ada kesempatan lagi. Inget itu baik-baik!!! xp ahaha... andre.. andre.. ada-ada aja... aneh kamu mah.

*eh, satu lagi dre, kalo kamu ga ada persiapan, terus kamu telat ngelamar orang yang kamu suka, ya udah ilang kesempatan kamu.. xixixi.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Hadeh... andre.. andre... Ndre, kamu terlambat ngampus terus nggak ikut kuliah. Halah, andre... padahal kamu telatnya nggak sampe sepuluh ...

Saturday 28 September 2013

Khayalanku : Indonesia Jaya dengan Islam

bum... maaf, itu bukan suara bom hehe. Itu cuma suara kaleng jatuh, saya baru terbangun dari khayalan saya. Emang ada ya suara kaleng kayak gitu? Ada dong, namanya juga mengkhayal. Kata Cah Kesesi Ayu Tea, namanya khayalan itu masih realistis beda dengan impian. Sebuah peryataan yang kontra dengan pendapat para motivator. Biarlah, toh dia juga sedang berkhayal jadi peryataan salah juga gapapa.

Sekarang tahun 2020, umat Islam di Indonesia sudah mulai membaik sejak peristiwa itu. Peristiwa yang terjadi di tahun 2015. Saat itu Indonesia sudah masuk dalam pasar global dan Indonesia saat ini sudah hancur. Saya nggak bohong, Indonesia sudah hancur. Bahkan kehancuran Indonesia sudah terjadi sebelum tahun tahun 2015. Pemerintah waktu mengutarakan berbagai hasil penelitian para ahli, mereka bilang salah satu penyebab kehancuran Indonesia adalah anak-anak muda yang susah diatur. Ya, sebagai pemerintah yang buruk, yang tadinya cuma numpang tenar, sekarang hanya bisa menyalahkan generasi muda yang susah diatur.

Waktu Jokowi menjabat sebagai presiden. Pemerintahan ibu kota dipimpin oleh mantan wakilnya dulu, yaitu Ahok. Rupanya strategi mereka berhasil. Begitu pemilu dimulai Jokowi mendapat suara terbanyak untuk presiden. Masa jabatan gubernurnya belum selesai, alhasil yang menggantikannya adalah Ahok. Dari sinilah kehancuran dimulai, ketika seorang kafir harbi menjadi pemimpin umat islam. Eh, jangan protes dulu tentang sebutan kafir harbi yang saya alamatkan ke Ahok. Terserah saya dong, namanya juga khayalan.

Begitu ahok menjadi Gubernur Jakarta (DKI) dia semakin sewenang-wenang terhadap umat muslim. Makin banyak mesjid yang ditutup. Umat muslim yang dari dulu jadi rakyat kelas tiga sekarang semakin terpuruk, ada di kelas lima. Rumah sakit, sekolah, rumah tinggal, dan fasilitas lain yang mewah itu dikuasai oleh orang-orang kafir. Umat muslim susah untuk sekolah, kalo sakit cuma bisa pasrah, ngarep-ngarep ada beras murah. Itu keadaan di DKI secara khusus. Ketika ibukota mulai hancur, imbasnya merambat ke daerah-daerah lain. Jokowi sebagai presiden yang tadinya cuma numpang tenar aja, kebingungan mengatasi masalah-masalah yang ada di dalam negri. Karena umat muslim mayoritas, dan umat muslim jadi rakyat kelas lima maka angka kemiskinan dan pengangguran pun tinggi. Hampir 100% ekonomi di Indonesia dikuasai oleh pihak asing.



Situasi Jokowi yang saat ini sedang ditekan oleh masyarakat membuatnya stress. Rakyat menuntut Jokowi mundur, dan akhirnya dia memang mundur. Rakyat sekarang seperti jaman kerajaan dulu. Banyak orang-orang miskin jadi budak orang kaya. Dari situ banyak yang ikut-ikutan kepercayaan para tuannya, menyembah berhala.

Tapi di antara rakyat yang kesusahan itu masih ada orang yang bersabar dan yakin akan pertolongan Allah. Mereka terus berusaha untuk bisa bertahan hidup sesuai dengan tuntunan agama mereka. Agama yang benar, yaitu Islam. Keadaan yang kacau membuat mereka mulai sadar akan pentingnya persatuan dalam umat islam. Persatuan di atas perbedaan. Mereka bersatu dan berjuang bersama menegakkan syariah islam. Mereka mulai dari diri sendiri, dari lingkungan mereka sendiri. Mereka tidak peduli dengan biaya mahal pendidikan, kesehatan, tempat tinggal dsb. Di antara mereka ada dokter, petugas puskesmas, guru, dosen, kyai, pengusaha, karyawan, dan pengangguran. Para dokter rela mengobati orang-orang miskin yang sakit walau tidak dibayar. Guru dan dosen mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang-orang miskin yang tidak mampu sekolah atau kuliah. para pengusaha merekrut pengangguran untuk memberdayakan mereka. Mereka bersatu demi kebaikan bersama.


Pelan-pelan kehidupan umat muslim mulai membaik, mereka bisa bersaing dengan orang-orang kafir. Banyak muncul dokter-dokter baru, guru-guru baru, pengusaha-pengusaha baru hasil didikan gratis. Para dokter itu mampu mengobati penyakit-penyakit yang sulit diobati tapi dengan biaya pengobatan yang relatif murah. Para guru dan dosen memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Mereka menemukan teori-teori baru dari hasil mereka Iqro ayat-ayat Allah yang nampak di bumi. Para pengusaha mampu menghasilkan produk-produk unggul. Para masyarakat islam memboikot produk kafir dan menggunakan produk muslim saja sehingga lambat laun perusahaan-perusahaan asing bangkrut.


Kursi-kursi pemerintahan ditempati oleh para ulama yang selalu mengambil kebijakan berdasarkan tuntunan Islam. Dan saat ini Indonesia tidak dipimpin oleh seorang presiden, kami menyebutnya amirul mu'minin. Karena pemimpin kami saat ini adalah orang yang sangat cermat dan melibatkan Allah dalam membuat setiap keputusan. Dia memulai aktifitas dengan bacaan basmallah, mengakhiri dengan hamdalah, memulai rapat dengan shalawat dan syukur kepada Allah, dan mengakhirinya dengan do'a kafaratul majlis. Dia cermat tapi bukan peragu seperti presiden di masa 2008 - 2014 lalu. Segala permasalahan selalu dicarikan solusi yang sesuai dengan aturan Islam. Hukum yang dipakai saat ini juga hukum syariat. Para non muslim diperlakukan sesuai aturan Islam sehingga Indonesia menjadi negara dirahmati oleh Allah azza wa jalla.




“Khayalan ini diikutsertakan dalam Giveaway Khayalanku oleh Cah Kesesi Ayutea”
5 Jurnalnya Andre: 2013 bum... maaf, itu bukan suara bom hehe. Itu cuma suara kaleng jatuh, saya baru terbangun dari khayalan saya. Emang ada ya suara kaleng kayak ...

Sunday 22 September 2013

Cinta

Mantemans, sekali-kali saya ngomongin cinta boleh ya? Kebetulan tadi abis nonton spoken word jadi pengen bikin juga.

Cinta.
Darimana kau dapatkan cinta?
Apakah dengan banyaknya harta?
Atau menjadi pujaan para wanita?

Cinta.
Katanya datang pada pandangan pertama.
Tapi kau lupa pada orang tua.
Kau tanya pacarmu gimana kabarnya.
Tapi sms ibu kau biarkan saja.

Cinta.
Katanya tak harus memiliki
Tapi dia sama orang lain kau sakit hati.
Sampe seminggu masih ngerasa benci.
Malah sering kepikiran bunuh diri.

Cinta.
Banyak harta tapi sengsara
Jadi pejabat kemudian dipenjara
Salah niat bikin malu keluarga.
Ngaku hebat tapi kalah oleh godaan dunia.

Cinta.
Yang sejati muncul dari hati sanubari.
Nggak ada niat lain kecuali ridho ilahi.
Yang gitu baru bisa disebut cinta hakiki.

Gitu aja ya manteman. Itu bikinnnya tanpa mikir, tau-tau udah ngalir, lebih gampang bikinnya daripada tugas akhir.

^___^ akhir kata, jaka sembung bawa golok, tulisan jelek jangan dihina.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Mantemans, sekali-kali saya ngomongin cinta boleh ya? Kebetulan tadi abis nonton spoken word jadi pengen bikin juga. Cinta. Darimana kau...

Thursday 19 September 2013

Latihan

Latihan. Saya seorang mahasiswa di sebuah program studi pendidikan olahraga. Tetapi tidak hanya teori pendidikan yang saya dapat, tetapi juga teori pelatihan. Bingung memang. Saya coba untuk menerima saja apa yang dikatakan dosen. Setelah diterima barulah saya telaah sendiri.
Menurut dosen saya yang sudah menyandang gelar profesor, latihan ada batasannya. Batasan latihan adalah memberikan beban yang cukup berat, tetapi tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan. Dosen saya itu adalah mantan atlet panahan. Beliau juga sedikit menerangkan alasan mengapa pola latihan yang baik itu tidak selalu menanjak, tetapi lebih menyerupai ombak (wave-like).

Ah. Saya sedikit mulai paham bagaimana prinsip latihan. Saya pun mulai mengerti dalam hati mengapa Allah azza wa jalla tidak memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya. Saya juga mengerti mengapa manusia dianggap imanya telah meningkat jika ia mampu melewati cobaan itu. Tambah lagi dengan pola wave like yang terus ke atas itu saya tahu mengapa iman seseorang tidak selamanya naik, tapi kadang turun.

Yah, anggap aja saya lagi nyambung-nyambungin. Terserah anda. Yang jelas buat saya, semua isi dalam Al Qur'an masuk akal.
5 Jurnalnya Andre: 2013 Latihan. Saya seorang mahasiswa di sebuah program studi pendidikan olahraga. Tetapi tidak hanya teori pendidikan yang saya dapat, tetapi jug...

Saturday 14 September 2013

Khutbah yang sesuatu banget

Kemaren tuh ya, bener-bener pengalaman nyaksiin khutbah terdahsyat daripada khutbah-khutbah yang sebelumnya. Artinya khutbah yang sebelumnya juga dahsyat-dahsyat tapi yang kemaren itu terdahsyat. Kemaren andre ikut shalat jum'atnya di masjid Al Hidayah, deket baltos.
Nah, di gambar ini ada posisi baltos, masjidnya itu ke bawah dikit lah..
balubur town square
Di awal khutbah, khatib nyampein "innamal mu'minuuna ikhwatun", gitu. Nah, lanjut deh pak khatib menyampaikan tentang silaturrahim. Mulai dari asal katanya hingga fenomena silaturrahim di masyarakat. Tadinya andre anggap biasa aja, tapi... tapi... tapi... (mulai tegang nih).

Tapi saat khatib mulai mengaitkan fenomena itu dengan kondisi umat islam sekarang baru deh andre ngerasa nggak boleh melewatkan kesempatan bagus ini.

Khatib bilang setelah bulan puasa itu orang-orang biasa bersilaturahmi dengan para tetangga tapi mereka nggak tahu hakikat dari silaturahmi. Umat islam sekarang ini kurang bersatu kurang solidaritas hingga akhirnya umat islam sekarang adalah golongan kelas tiga. Dari sisi ekonomi, yang jadi orang kaya itu non muslim, dan orang islam kebanyakan jadi orang miskin. Dari sisi pendidikan, sekolah-sekolah non muslim itu megah, sekolah muslim banyak madrasah yang karpetnya bau apek, buku iqro sobek, pengajarnya gak kebayar (disisi lain juga ada sekolah islam yang mahal, ini cuma satu sisi aja). Dari segi politik, padahal umat islam udah punya sumber hukum otentik, jelas dan universal yaitu Al Qur'an dan Hadits, tapi kita masih pake hukum warisan belanda, itulah KUHP, Belandanya udah ninggalin indonesia sejak 68 tahun lalu, tapi hukumnya masih dipake. Selain itu dari segi pemerintahan juga kita pake sistem yahudi, yaitu demokrasi. Di demokrasi yang menang itu suara terbanyak, gak peduli suara itu buat orang bener atau salah, asal punya kuasa, punya uang dia bisa menang. Di islam kita pake musyawarah, yang terbaiklah yang akan memimpin. Banyak orang yang nggak bener, tapi karena punya uang mereka akhirnya jadi pemenang. Akibatnya banyak pemimpin negeri ini yang gak bener.

Waw... super  banget khutbah ini, andre lihat orang di sebelah andre bener-bener lagi nyimak khutbah itu. Andre ada di lantai dua, jadi yang khutbahnya gak keliatan, walaupun begitu  karena khatibnya semangat banget, jadi tetep aja khutbahnya nancleb. Jleb! gitu.

Di khutbah kedua ternyata khutbahnya lebih lama. Di awal dia cerita tentang lebah dulu, bukan tentang gimana lebah ngerespon pengganggu, tapi tentang kerja lebah. Lebah itu spesial banget, mereka punya job desc masing-masing (khatibnya pake bahasa inggris, keren kan!). Ada ratu yang tugasnya bertelur, ada pekerja, ada prajurit tapi intinya satu buat menghasilkan madu. Nah seharusnya muslim sekarang bisa gitu. Bagi-bagi tugas tapi tetep tujuannya keridhaan Allah azza wa jalla. Gubernur punya kuasa harusnya ngajak rakyatnya buat ngemakmurin masjid. Pemilik baltos punya duit coba nyumbang 50 juta mah, pasti masjid makmur, Al Quran rapi, karpet bagus, jamaah sejahtera. Ibu-ibu bisa dapet pahala walaupun gak ikutan shalat jum'at, coba nyiapin makanan buat jama'ah, biar begitu jama'ah bubar gak usah ngeluarin duit buat makan, itu bisa jadi pengiritan. Tentara atau polisi bisa dapet pahala dengan melindungi masyarakat bukan malah nangkepin kyai. Jadi semuanya bisa dapet pahala, bisa dapet keridhaan Allah tapi dengan cara yang berbeda-beda.

Kalo ukhuwan terjalin lewat silaturahim nggak akan ada orang susah. Misal ada warga yang keluarganya sakit dan perlu pengobatan, biaya mahal 50 juta, kalo jama'ah bersatu mah satu orang nyumbah 100 ribu aja 500 orang aja udah ketutup tuh biaya, misal diantara jamaah ada orang puskesmas atau orang dinkes bisa ngebantuin ngasih surat keringanan, uang sumbangan 50 juta itu jadi lebih. Dan contoh-contoh lainnya yang nggak saya ingat dengan baik. Intinya mah khutbahnya keren banget.

Alhamdulillah yang telah menuntun saya untuk shalat di masjid itu. Saya jarang netep kalo shalat jum'at, sukanya pindah-pindah. Shalat jum'at sebelumnya saya laksanakan di masjid di Badan Geologi, itu juga super sekali khutbahnya padahal cuma tentang surat Al Kautsar, surat pendek cuma tiga ayat, tapi maa syaa Allah barakallahu, dahsyat banget.

Khutbah jum'at depan tentang apa ya??? penasaran. Allahu a'lam
5 Jurnalnya Andre: 2013 Kemaren tuh ya, bener-bener pengalaman nyaksiin khutbah terdahsyat daripada khutbah-khutbah yang sebelumnya. Artinya khutbah yang sebelumnya...

Friday 13 September 2013

Hukum Dorothy

Manteman... Assalamu'alaikum, gimana nih kabarnya masih sehat kan? Ini andre cerita tentang kuliah model pembelajaran dari Prof. Adang. Ya, dia termasuk dosen favorit saya karena dalam penyampaian kuliahnya tidak pernah lepas dari kaidah keislaman. Nah, kali ini dia juga gak lupa dengan pesan-pesannya.

Model pembelajaran. Kata pak prof, apa pentingnya model pembelajaran? Kenapa harus dipelajari model pembelajaran? Mahasiswa waktu itu pada bingung, mau jawab takut salah padahal pak prof bilang jangan takut salah. Yah, akhirnya ga ada yang jawab kemudian pak prof menampilkan slide yang isinya hukum dorothy. Bahasa inggrisnya gini :
If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.
Setelah membacakan hukum dorothy ini beliau ngejelasin, "Jadi, dari keterangan itu kita bisa menilai bagaimana kita ini dibesarkan dan bagaimana kita akan membesarkan anak-anak kita atau siswa-siswa kita nanti. Itu terserah kalian, kita bebas memilih". Begitu katanya, tapi diakhiri dengan kalimat "tinggal nanti kita mempertanggungjawabkan perbuatan kita kepada ilahi Robbi".

Nah kalimat penutupnya itu yang bikin andre seneng. Sesuai banget sama prinsip andre, kita ini hidup bebas mau nyari dosa atau pahala bebas kok, tapi kebebasan itu juga gak bebas karena ada konsekuensinya. Jadi kebebasan yang gak bebas itu tetep aja pada dasarnya bebas.

5 Jurnalnya Andre: 2013 Manteman... Assalamu'alaikum, gimana nih kabarnya masih sehat kan? Ini andre cerita tentang kuliah model pembelajaran dari Prof. Adang. ...
< >