tag:blogger.com,1999:blog-68613453935531455752024-02-19T05:53:54.953-08:00Jurnalnya AndreAndre. Muslim Olahragawan. Olahragawan Muslim.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.comBlogger53125tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-55948276485483428942017-09-02T10:19:00.001-07:002017-09-02T10:19:15.777-07:00Ini SeptemberInilah akhirnya. Perjalanan kuliah S2 saya berhenti sampai di sini. Setelah empat tahun berjuang (baca : bersantai) untuk menyelesaikan studi, tanggal 31 Agustus menjadi akhir dari perjuangan ini. Waktu yang saya miliki memang hanya sampai 31 Agustus, melebihi tanggal itu berarti T H E E N D!.<br />
<br />
Tak tahu apa yang ada di depan, tak tahu apa yang harus saya kerjakan selanjutnya, tak tahu saya harus melangkah ke mana. Kalian? Ah, kalian bukan siapa-siapa! Tidak ada yang mengerti apa yang saya rasakan.<br />
<br />
Selamat tinggal masa lalu. Hai masa depan! Rintangan apa yang akan kamu suguhkan?<br />
<br />
B.O.D.O. A.M.A.T.<br />
Kapan dunia ini akan berakhir?<br />
cuma tulisan dari orang bodoh seperti sayaAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-44902111556099132672017-08-26T08:50:00.000-07:002017-08-26T09:03:15.920-07:00September Tahun Lalu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiumA23lHzDZLy0biejrj5uXwFUy6cr1Odg2vabXx2Vd1RyiE83pphAILQlfkWV95xZDFGQrnhnBzGv8YyKz1r5xZRpX5rZbqJqCxngVgC-nwzZiFot9LO5oqlVHm4eMRR3O4CKYgLOsgA/s1600/A+New+Design.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="630" data-original-width="1200" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiumA23lHzDZLy0biejrj5uXwFUy6cr1Odg2vabXx2Vd1RyiE83pphAILQlfkWV95xZDFGQrnhnBzGv8YyKz1r5xZRpX5rZbqJqCxngVgC-nwzZiFot9LO5oqlVHm4eMRR3O4CKYgLOsgA/s320/A+New+Design.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Beberapa hari lagi menjelang bulan September 2017. Hampir satu tahun usia sidang tahap duaku. Tinggal aku sendiri yang bertahan / tertahan di kampus ini. Semua siswa seangkatanku sudah lulus semua. Bahkan adik kelas dua tingkat di bawahku juga sudah banyak yang lulus. Semua serba asing ketika aku datang ke kampus. Tak ada teman, tak ada kenalan selain pegawai prodi. Bahkan ketua Prodi sudah dua kali ganti kepemimpinan. Ketika aku datang ke Prodi untuk menemui ketua prodi, orang yang ada di sana bingung karena orang yan aku cari sudah tidak menjabat lagi saat itu. Mungkin hanya aku yang mempunyai gelar sebagai siswa tiga periode. Hahaha.<br />
<br />
<br />
Banyak orang yang bingung dengan kondisiku. Sebuah kolaborasi antara sifat malas, bodoh, penakut, dan terlalu santai membuatku jadi seperti ini. Sekali revisi dua bulan menghilang. Setiap kali ada niat untuk merevisi aku selalu menundanya. Ketika waktu sudah mepet baru aku mengerjakan, itupun dengan kemampuan yang pas-pasan sehingga hasilnya tidak maksimal. Akhirnya, karena merasa hasil revisi masih kurang bagus aku pun tidak berani menemui dosen. Aku khawatir revisi yang aku serahkan hanya akan menjadi bahan coretan baru. Begitulah yang terjadi. Lagi dan lagi.<br />
<br />
Entah ada atau tidak siswa lain yang sepertiku. Kelulusannya tertunda walau sudah sidang tahap dua. Iuran wisuda sudah dibayar sejak setahun yang lalu. Data wisudawan sudah diserahkan kepada staff akademik. Namun, aku masih harus bolak-balik ke kampus demi nilai dari penguji. Jika di luar sana ada yang senasib denganku, mari bertemu! Kita menangis bersama-sama. Meratapi nasib. Apakah aku akan lulus? Entahlah.<br />
<br />
Menjadi "mahasiswa abadi" bukan hal yang menyenangkan. Saat datang ke kampus akan muncul perasaan "tua". Jika saat menjadi mahasiswa baru atau masih berada pada usia "wajar" mungkin kamu masih bisa "jelalatan" melihat mahasiswi. Kamu juga masih bisa bertegur sapa saling menanyakan kabar atau "nongkrong" mengobrol "ngalor ngidul" di kantin kampus bersama teman-temanmu. Namun, semua itu akan hilang ketika teman-temanmu sudah lulus dan hanya kamu sendiri yang belum. Sebuah kalimat "di dalam keramaian aku masih merasa sepi" akan melekat pada diri kalian. Banyaknya orang di kampus tidak membuatmu merasa nyaman karena tidak ada orang yang dapat kamu sapa. Bahkan yang muncul dalam benak orang lain adalah "kamu siapa?". Kamu datang ke kampus, mahasiswa lain memandangimu dengan pikiran "kok gak pernah liat ya?" atau "mau ngapain ke sini?". <br />
<br />
Kawan-kawan di luar sana, yang saat ini sedang galau tidak lulus juga cepat kerjakan revisianmu! Ambil pena, buka draft skripsi atau tesismu! Nyalakan komputer atau laptopmu! Kerjakan sekarang! Tidak ada waktu esok! Waktu bergulir cepat! Sangat cepat! Jika kamu lewatkan satu hari bahkan satu detik saja, kamu tidak akan bisa memutarnya kembali! Bercerminlah kepadaku, namun jangan kamu mengikuti jejakku!<br />
<br />
cuma tulisan dari orang bodoh seperti sayaAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-65045460863523506122015-01-09T19:28:00.003-08:002015-01-09T19:28:44.545-08:00Karena nila setitik rusak susu sebelanga.Hari ini jadi hari yang membuat saya kehilangan semangat karena apa yang saya lakukan. Seandainya yang dirugikan hanya saya sendiri, saya masih bisa mentolerir dan agak cuek sedikit. Tapi kali ini saya merugikan beberapa orang.<br />
<br />
Saya ga jadi bimbingan proposal.<br />
Kemaren udah dikasih tau kalo hari ini bakal bimbingan, udah dikasih tau jamnya jam berapa. Tapi karena malesnya saya, saya berencana proposalnya mau diprint hari ini aja.<br />
Pagi-pagi saya dapet sms dari temen yang mau bimbingan bareng. Dengan santai saya bilang oke aja, padahal belum ngeprin. Pas mau ngeprin, baru inget flashdisk ketinggalan di kios. Jam 9 saya berangkat ke kios. Jam 10 baru beres ngeprin. Kami pun berangkat. Nyampe rumah dosen jam 10.15. Kami mencet bel, nggak lama kemudian dosen bukain pintu dan nanya 'ada apa? mau ke siapa?'. 'Kami mahasiswa pak, yang mau bimbingan sama bapak'. 'Nggak bisa, pulang aja! Janjian jam 10, saya udah nunggu setengah jam nggak datang!". "Jeklek" pintu langsung ditutupnya.<br />
<br />
Yah.. selanjutnya, bisa ditebak betapa kecewanya teman saya. Dan otomatis, berarti kami nggak bisa ikut proposal seminar bulan ini.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-83720224391837684952014-12-14T17:19:00.002-08:002014-12-14T20:50:57.365-08:00Sebuah momen di Curug TiluCurug Tilu. Curug ini berada di wilayah Parongpong. <br />
Hari Rabu, tanggal segitu saya ke sana sama temen-temen kelas yang ngontrak matkul Outdoor Education. Itu adalah pertama kalinya saya ke sana. Pas nyampe sana senengnya bukan main. Tanpa menunggu lebih lama, saya simpan tas saya di gubuk yang ada di sana lalu saya lepas sepatu dan nyelup ke kolamnya. Setelah nyelup sebentar, saya duduk di batu yang ada di pinggir kolam, sementara temen saya ngerekam kegiatan pake kameranya. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian saya ketika saya sedang duduk. Di samping gubuk, ada sebuah kelapa ijo yang udah dibuka, di atasnya menancap tiga buah hio yang sudah dibakar dan dua batang rokok yang sudah dibakar juga. <br />
<br />
Ah... Tempat bagus gini malah dipake buat melihara setan. Gitu yang ada di pikiran saya. Atau jangan-jangan orang sini masih nganut kepercayaan dinamisme.<br />
<br />
Lha kenapa? Tempat itu, masih ijo, masih seger, itu kan alam ciptaan Allah. Kalo memang di situ ada setannya, kenapa malah dikasih yang gituan? Dikasih makan dan minum ala mereka? Saya aja di kosan ada kucing, sering saya kasih makan itu kucing jadi betah di kosan saya. Samalah setan juga, kalo sering dikasih makan dan minum jadi betahlah...<br />
<br />
Kalo memang muslim, seharusnya nggak perlulah ngasih yang gituan. Muslim itu harus yakin bahwa Allah ta'ala maha kuasa. Kalo di sebuah tempat ada setan yang suka mengganggu ya usir aja. Di kehidupan sehari-hari juga ada orang yang hidup nyaman sama buaya, ular, dsb. Tapi kalo ada buaya, ular, dsb yang masuk rumah terus ngeganggu ya akhirnya diusir juga. Kalo jin atau setan di curug tilu itu suka ganggu, usir! Itu kalo bisa. Maksudnya kalo kita tahu cara ngusirnya. Kalo nggak tahu, minimal kita minta perlindungan kepada Allah saja. Dengan membaca ta'awudz. Alam ini milik Allah ta'ala, Allah juga yang menciptakan jin dan setan. Jadi, kalo pengen aman dari jin dan setan, minta perlindungannya ke Allah.<br />
<br />
Tauhid adalah pengakuan kepada ke-esa-an Allah serta pengakuan bahwa Dia-lah pencipta alam semesta ini. Perhatikan firman Allah dalam Surat Al An’aam 79:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”<br />
<a href="http://dakwahsyariah.blogspot.com/2012/01/alam-dan-lingkungan-hidup-menurut-islam.html" target="_blank">(dakwahsyariah)</a></blockquote>
<br />
Well. Terlepas dari masalah itu, momen di Curug Tilu sangat menyenangkan karena bisa merasakan udara segar dan air yang sejuk.<br />
*Foto dan videonya nyusul aja ya.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-83671970337618783832014-12-05T19:44:00.001-08:002014-12-05T19:44:50.676-08:00Kembali ke AlamPerkembangan suatu zaman tidak pernah lepas dari proses pembangunan, baik pembangungan dalam bentuk fisik berupa gedung-gedung maupun tatanan kehidupan berupa ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Namun, perkembangan teknologi yang telah berjalan sejak dulu hingga sekarang membuat sebagian besar orang merusak alam dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk kembali ke sunnatullah atau lebih dikenal dengan istilah alam (<i>nature</i>). Selain itu, anak-anak kita juga perlu dilatih dan dididik agar mereka siap untuk menghadapi situasi terburuk di masa yang akan datang. Dalam surat Al Baqarah ayat 155 Allah swt berfirman yang artinya <i>“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”</i> Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia pasti akan diuji dengan rasa takut. Ketakutan yang dialami bisa berupa ketakutan terhadap gelap, air, ketinggian, situasi alam yang memburuk, atau rasa takut yang saat ini banyak di alami oleh sebagian besar masyarakat. <br />
<br />
Anak-anak pada masa kini khususnya yang hidup di perkotaan terbiasa melihat gedung-gedung bertingkat dan komplek perumahan atau pemukiman yang padat. Mereka jarang sekali berinteraksi langsung dengan alam yang telah Allah ciptakan untuk dinikmati oleh manusia. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah tidak ada yang sia-sia. Penting bagi setiap orang tua untuk menjaga anaknya dari segala bahaya yang mungkin terjadi. Khususnya pada saat ini, dari berbagai penelitian banyak diketahui bahwa anak-anak yang memiliki kondisi yang lemah. Keadaan lemah yang dimaksud antara lain obesitas. Pada tahun 2007 prevalensi obesitas pada anak usia 5 - 15 tahun masih sekitar 8,8% (Ratu, 2011). Namun, pada tahun 2013 terdata sebanyak 15 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi obesitas dengan persentase anak-anak usia 5 – 12 tahun sebesar 18,8% (Tempo.co, 2014). <br />
<br />
Salah satu faktor yang menjadikan lemahnya kondisi anak-anak adalah kurangnya <i>outdoor activity</i> (aktifitas luar ruangan), sebaliknya mereka lebih banyak melakukan <i>indoor activity</i> (aktifitas di dalam ruangan). Yang dimaksud<i> indoor activity</i> adalah aktivitas pasif yang membuat anak lebih banyak diam seperti menonton televisi dan bermain game. Sedangkan, tayangan-tayangan di televisi maupun game yang dimainkan oleh anak-anak saat ini banyak yang mengandung muatan negatif dan merusak (destruktif) berupa pembunuhan, perusakan, kata-kata kasar, dan perilaku seksual. Namun, karena sebagian besar orang tua membiarkan anak-anak berada di lingkungan seperti itu, akhirnya anak-anak menganggap bahwa segala bentuk kejahatan yang merusak tersebut adalah perbuatan yang normal. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, dikhawatirkan generasi selanjutnya setelah mereka akan semakin rusak, mereka juga tidak akan mampu menjaga perdamaian di dunia ini dan akhirnya hanya akan meninggalkan dunia yang tidak layak untuk ditinggali. Allah swt berfirman dalam surat Ar Rum ayat 41"<i>telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”</i>. Dari ayat tersebut jelas bahwa segala bentuk kerusakan di bumi tidak semata-mata hanya fenomena alam tanpa sebab, melainkan atas perbuatan manusia. Misalnya banjir akibat saluran air tersumbat oleh sampah atau longsor akibat penggundulan hutan.<br />
<br />
Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan pendidikan yang tepat agar seorang anak memiliki sifat membangun (konstruktif) bukan merusak (destruktif). Seorang anak juga harus diberikan pemahaman agar mereka mampu menjaga alam ini untuk generasi setelah mereka nanti. Hal itu dapat terwujud jika dalam diri anak terdapat kecintaan dan kesadaran untuk memelihara alam. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan luar ruangan (<i>outdoor education</i>) untuk anak-anak. <br />
<br />
<i>Outdoor education</i> adalah pendidikan yang diberikan di ruang terbuka dengan materi tentang alam terbuka, dan untuk alam terbuka (Ford, 1986). Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa <i>outdoor education </i>dapat dilakukan di alam seperti pegunungan, pantai, hutan, sungai, atau laut. Dengan keterlibatan anak dalam kegiatan di alam bebas<i> outdoor education</i> mampu menumbuhkan rasa ingin menjaga agar alam ini selalu berada dalam kondisi yang layak untuk ditinggali. <br />
<br />
*Latar belakang tesis >__< XDAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-18464072352280518922014-11-07T06:45:00.002-08:002014-11-07T06:45:55.930-08:00Nggak Jadi NugasEntah ada apa dengan otakku. Padahal saya sadar betul sisa waktu kuliah saya tidak banyak. Tadi sore aku berrencana untuk mengerjakan tugas dan mulai mengonsep proposal tesis. Tapi aku malah menyia-nyiakan waktu. Malam ini, buyar sudah rencana itu. Aku tak bisa kembali ke beberapa jam yang lalu. Saya bukan penggemar sepak bola, tapi final ISL berhasil mengalihkan perhatianku.<br />
<br />
Daaaaamn! Aku marah pada diriku sendiri. Bagaimana bisa aku begitu bodohnya terbujuk oleh ISL dan mengabaikan tugas. Jika tugas tidak dikerjakan saat ini, berarti akan dikerjakan besok. Besok pun masih belum pasti akan dikerjakan atau tidak. AH!<br />
<br />
Sekarang, sudah keburu ngantuk. Nggak mungkin ngerjain tugas.<br />
<br />Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-69167203121465399662014-09-12T19:11:00.001-07:002014-09-12T19:11:47.814-07:00Ukhti<br />
Haha.. Sedikit flashback ke belakang.<br />
Dulu saya sempat heran dan bingung waktu baca sampul buku kakak saya, di situ ada nama temen-temennya. Tapi, setiap nama di situ diberi awalan akh, atau ukh. Malah pernah suatu waktu pas saya lagi di lapang tenis sama kakak, di jalan ada perempuan berjilbab lebar lagi lewat. Trus si kakak nyuruh saya gitu buat teriak "Ukhti..." gitu, ya udah saya teriak aja. Saya pikir nama perempuan itu ukhti. Hingga akhirnya saya tahu bahwa akhi, ukhti itu sebutan buat saudara muslim. Umumnya sebutan ini dipake di kalangan partai anu. Gitu pemahaman saya waktu itu.<br />
<br />
Sejak kuliah, pemahaman itu mulai hilang. Karena ternyata sebutan seperti itu nggak khusus buat partai anu. Banyak aktivis kampus yang pake sebutan itu.<br />
<br />
Jaman awal-awal kuliah adalah jaman saya masih diliputi aura jahat. Wakakaka...<br />
Ya waktu itu, saya masih sering iseng cari kenalan. Tapi bukan kenalan secara langsung juga sih. Saya yang baru ngerasa bisa bebas melihat dunia lewat internet jadi orang yang kecanduan. Saya masih ngalamin jamannya Friendster. Dari friendster aja entah berapa akhwat yang saya add. Waktu berjalan hingga friendster pun tenggelam oleh Facebook.<br />
<br />
Aura jahat masih menyelimuti diri saya. Saya search pengguna FB yang kuliah di kampus yang sama, hingga akhirnya saya berteman dengan satu akhwat. Saya yang waktu itu masih awam banget dan pengen sok islami nyapa dia dengan sebutan "ukhti". Ternyata dia gak suka disapa gitu, dia pun negur dan bilang "cuma teman dekat dan sesama akhwat yang boleh nyebut ukhti". Sejak saat itu saya jadi lebih sering pake istilah "akang-teteh" daripada "akhi-ukhti" untuk bertegur sapa dengan teman-teman di kelompok apapun. Sekarang pun kalo ada yang nyapa dengan sebutan khi, akh, atau akhi, saya balas sapaannya dengan sebutan teteh atau akang.<br />
<br />
Untung saja ada yang negur, kalo ga ada yang negur, mungkin sampai sekarang saya masih diliputi aura jahat itu dan saya pasti masih jadi orang iseng yang demen nge add akun akhwat.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-33047306034866397832014-08-23T17:04:00.001-07:002014-08-23T17:04:56.883-07:00Bau!"Bau!"<br />
<br />
Nggak, ini bukan tentang kekesalan saya tentang aroma busuk atau semacamnya. Kata "bau!" itu adalah kata pertama dalam lagu yang dinyanyikan Afghan pada iklan Gooday Mochacino. Iya sih, kata aslinya "gaul", tapi saya kesel aja sama orang itu, si Afgan. Kesel juga sama iklannya, nggak mutu banget. Intinya saya nggak suka sama iklan nggak bermutu.<br />
<br />
"Bau!" tralalalalalala.... trililililili... Bau! dst. Begitulah liriknya. Pokoknya kalo denger kata itu dari tv, walaupun nggak lihat tapi langsung bikin hati kesel. Iklan lainnya yang bikin kesel adalah Pop Mie dengan segala variannya. Yang paling baru adalah KariOke. Popmie karioke, karioke, karioke Pret!!!<br />
<br />
Terus ada lagi iklan nggak tahu diri. Extrajoss blend. Produk yang pernah nyindir Kuku Bima Ener-G soal minuman berasa ini pernah juga ngejilat lidah sendiri, dia bikin E-Juss, minuman berasa juga tapi kayaknya nggak laku wakkakakaka... Sekarang bikin Extrajos Blend, nyindir L-Men sama Boneeto. Bodohnya, si model iklan itu tinggi tapi kerempeng. Padahal dia ngehina L-Men yang katanya nggak bikin six pack, cuma PHP. Lha, dia sendiri bilang bukan php tapi badannya kerempeng wakakaka...<br />
<br />
Ah... banyak banget deh iklan yang bikin muak. Yang kalo tv lagi nyala terus muncul iklan itu, baru denger aja udah bikin emosi. Brengsek tuh yang bikin iklan.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-25078854052831846652014-07-01T19:15:00.000-07:002014-07-01T19:15:16.277-07:00Indeks Prestasi Turun!Sejujurnya, saya bukan orang yang terlalu mengagung-agungkan nilai. Saya nggak kagum sama orang yang IPKnya tinggi, dan saya nggak menganggap bodoh orang yang IPKnya rendah. Entah kenapa kalo ada orang yang berbuat baik tidak pernah dipersoalkan agamanya, tetapi jika ada orang yang berbuat buruk seringkali dipersoalkan agamanya. Begitu juga ketika seseorang mendapat nilai tinggi orang lain tidak pernah mempermasalahkan bagaimana mereka bisa dapat nilai seperti itu, padahal banyak yang dapat nilai tinggi dengan cara yang salah. Begitu juga ketika seseorang mendapat nilai jelek orang lain biasanya langsung menilai orang tersebut malas atau bodoh tanpa ingin tahu sejauh mana kapasitas belajarnya dan seberapa keras usaha mereka.<br />
<br />
IP turun. Yah, turunnya memang nggak terlalu jauh, masih ada di batas 'aman'. Saya pribadi cukup bersyukur dengan hasil di semester ini. Setidaknya saya masih bisa lanjut kuliah tanpa ada mata kuliah yang harus diulang. Itu artinya, perjuangan saya ke depan masih bisa dianggap lancar karena tidak ada hambatan berupa 'waktu tambahan'. Dengan hasil yang tidak begitu baik di semester ini artinya saya harus berjuang lebih di semester depan.<br />
<br />
Banyak contoh kasus yang bisa ditemukan jika kita ingin mencari. Kasus orang-orang yang berbuat jahat dengan nilai mereka yang tinggi. Bukankah para pejabat yang korupsi itu lulusan perguruan tinggi dengan gelar yang berantai? Apakah mereka lulus dengan nilai yang jelek? Saya kira tidak (cmiiw). Dan banyak kasus orang-orang berhasil yang bahkan tidak pernah memiliki ijazah SD. Namun bukan berarti tidak ada orang baik dengan nilai istimewa, banyak juga.<br />
<br />
IPK saya turun. Memang tidak terlalu drastis, tetapi hasil ini sudah membuat ibu saya kecewa. Saya bisa mengerti apa yang dirasakannnya. Walaupun saya cenderung cuek dengan nilai saya, tetapi saya tidak bisa cuek dengan perasaan ibu. Saya juga tidak bisa cuek dengan orang-orang yang menaruh harapan besar pada saya. Jadi, di semester selanjutnya saya pasti akan berjuang lebih keras.<br />
<br />
Saya bukan lulusan Al Azhar-Kairo yang mengerti banyak ilmu islam. Saya juga bukan ahli ibadah seperti para sahabat rasul. Saya bukan pasukan perang yang membawa senjata di lengan mereka untuk melawan kaum kafir. Oleh karena itu saya akan berjuang dengan keras, agar ilmu yang saya dapatkan tetap bermanfaat bagi umat islam. Ilmu olahraga, ilmu pendidikan jasmani yang syar'i. Yang bisa menguatkan anak-anak muslim agar mereka kelak menjadi mujahid yang kuat fisik, ilmu, dan iman. In syaa Allah.<br />
<br />
Semoga Allah memberikan kemampuan.<br />
cuma tulisan dari orang bodoh seperti sayaAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-76678882568752663822014-05-27T22:05:00.002-07:002014-05-27T22:08:53.842-07:00Sabuga - Gerlong. Alunan Iwak PeyekPerjalanan ke DT malam itu menjadi sesuatu yang berkesan.<br />
Di tepian jalan Sabuga yang gelap dan sepi, jam menunjukkan pukul 10 lebih. Saya berharap masih ada angkot menuju kawasan ledeng. Benar saja, tanpa harus menunggu lama sebuah angkot datang. Kosong. Saya duduk di depan. <br />
Menjelang tengah malam memang jalanan sepi. Sebagai penghibur, pak supir memutar alunan shalawat melalui ponselnya. Saya tersenyum, karena ada supir yang seperti itu. Alih-alih mendengarkan lagu dangdut, dia lebih memilih shalawat. Saya turut mendengarkan. Namun, setelah beberapa menit nada yang dialunkan jadi terasa tidak enak di telinga saya. <br />
Entah memang sudah <i>mainstream</i> di kalangan santri atau bagaimana, lanjutan <i>medley </i>shalawat itu nadanya menjadi seperti lagu iwak peyek. Hingga saya sampai di tujuan, masih ada perasaan aneh. Bahkan, hingga sekarang. Perasaan aneh ini mendorong saya untuk mencari sumbernya. Dengan kata kunci "shalawat iwak peyek" hari ini saya menemukan sumbernya. Mirip dengan yang saya dengar waktu itu.<br />
Walaupun akhirnya saya jadi sangsi apakah ini termasuk shalawat atau sekedar lagu biasa?<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/HVZ4aooiu_8" width="420"></iframe>Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-74895211484541333292014-04-28T22:00:00.000-07:002014-04-28T22:00:24.039-07:00UNY The joyful journey"Ndre, kamu mau ikut nggak yang seminar di UNY?" Si Rama nanya ke aku. "Ah, ikut deh" si aku ngejawab si Rama. Aku jawab aja langsung tanpa banyak fikir. Kemudian besoknya aku coba sms salah satu CP seminarnya, nggak ada balesan. Rama nyuruh nyoba nomor lainnya, ada balesan. Udah itu siangnya aku langsung transfer terus isi formulir onlinenya.<br />
<br />
Selasa, 22 April 2014. Sore ini aku pergi ke jogja sama temen-temen. Ada empat orang. Yang dua orang itu baru daftar siang itu juga, terus mereka pesen tiket kereta. Aku mah udah dari semalem pesennya.<br />
<br />
Jogja. Coba sebutin kata itu dengan gaya orang yang ada di iklan rokok. Beda kan? Haha.<br />
Jogja. Sebenernya aku nggak terlalu pengen ikut seminar itu. Aku pengennya maen ke UNY. Khususnya masjid Al Mujahidin. Kenapa? Karena tempat ini adalah tempat yang bersejarah buat kakakku. Pokoknya ada sesuatu antara kakak aku sama masjid ini. Makanya aku bener-bener pengen tahu apa masjid di UNY itu namanya memang Al mujahidin?<br />
<br />
Sesampainya di jogja, aku yang dapet giliran pertama diantar ke kampus. Yah, waktu itu kami dijemput ama temennya Rama. Yang ngejemput ini cuma bawa satu motor, jadi ya dianternya juga bergiliran. Begitu aku nyampe ke kampus, yang kufoto duluan ya masjidnya. Habis foto aku posting di fb dan nggak lupa ngetag si aa ahaha...<br />
<br />
Seminarnya buat aku nggak terlalu sepesial. Dari awal aja udah dibuat kecewa oleh presentasi deputi kemenpora yang ngasih presentasi dengan data salah. Kemudian sesi presentasi pemakalah banyak yang nggak berkualitas. Maaf nih, bukannya sombong. Lha saya sendiri belum tentu bisa bikin penelitian yang berkualitas. Maksudku nggak berkualitas itu kalo dibandingkan dengan gaya penelitian yang pernah disampaikan oleh dosenku, beda jauh. Hari berikutnya pemaparan dari pemakalah asing juga banyaknya cuma review aja bukan penelitian. Tapi, yah biar nggak buang-buang duit, aku ambil aja hikmah sebanyak-banyaknya.<br />
<br />
Lha ke sana juga sekalian ngitemin kulit, jalan-jalan ke malioboro, tugu, dan UGM.<br />
<br />
Oleh-oleh? nggak ada selain foto-foto ini.<br />
<br />Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-88269666607032252582014-04-15T23:04:00.001-07:002014-04-15T23:04:02.868-07:00Memulai lagiAkan aku lanjutkan apa yang pernah aku awali.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-75634462776161951822014-04-15T04:08:00.001-07:002014-04-15T07:13:51.974-07:00Andre dan Tugas<div style="background: url('https://scontent-a-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-frc3/t1.0-9/p417x417/10006307_10201976083707182_1893221834_n.jpg'); text-shadow: -1px -1px 2px #6fa8dc, 1px -1px 2px #6fa8dc, -1px 1px 2px #6fa8dc, 1px 1px 2px #6fa8dc;">
<span style="color: white;"><b>Bismillah.<br />
<br />
Hari ini dosen favorit saya memberikan sebuah kejutan yang besar. Beliau mengamanatkan segudang tugas yang harus dikerjakan dalam waktu satu minggu. Tugas yang harus kami kerjakan lebih berat daripada mengangkut puluhan karung beras, lebih sulit daripada tugas seorang pemimpin negara. Bukan saya menganggap enteng pekerjaan seorang presiden, tetapi memang saya seringkali protes kepada presiden dan menganggapnya tidak becus mengurus negara padahal saya sendiri ketika diberi tugas oleh dosen sering asal-asalan dalam mengerjakannya.<br />
<br />
Dosen yang sangat saya kagumi itu hari ini memberikan tugas untuk mengkaji artikel dan membuat komparasi metode pengajaran penjas dari empat buah buku. Memang terdengar simpel, tetapi tugas itu sangat berat bagi kami para mahasiswa. Bahkan, salah satu teman yang saya anggap sangat kapabel dalam mata kuliah ini terlihat gugup ketika menerima tugas ini. Saya pribadi tidak terlalu peduli. Yah, saya memang tidak terlalu peduli dengan nilai, sebenarnya jika tidak terikat dengan seseorang atau pihak pemerintah saya inginnya sih berhenti saja kuliah, tapi karena hal itu tidak mungkin untuk sekarang karena ada ikatan antara kami. Hal ini juga yang menjadikan saya sering mengabaikan tugas dari dosen, dan saya selalu mengerjakan tugas tersebut di H-1. Saya tidak terlalu bodoh, tetapi tidak bisa juga dibilang pandai. Seperti pada pos sebelumnya saya mudah sekali menyukai sesuatu, termasuk mata kuliah. Keadaan ini membuat saya mudah sekali untuk memahami mata kuliah tersebut. Namun, keadaan ini pula yang membuat saya cepat bosan sehingga tidak tertarik untuk belajar lebih mendalam.<br />
<br />
Tugas dari dosen kali ini memang dianggap cukup berat, tetapi jika mau saya bisa saja menyelesaikannya dalam waktu tiga hari. Memang ada benarnya kata-kata bijak yang berbunyi "<i>sebenarnya manusia itu tidak ada yang bodoh, ada juga yang malas</i>".<br />
<br />
Hufth, iya juga <i>sih</i>, dengan menulis ini saya jadi merasa ada dorongan untuk "tobat" dari kemalasan ini. Semoga bisa.<br />
*setelah saya lihat spion ternyata pernah mengepos tulisan tentang waktu<br />
- <a href="http://koempoelan-toelisan.blogspot.com/2014/03/waktu-terus-berjalan.html" target="_blank">waktu terus berjalan</a><br />
- <a href="http://koempoelan-toelisan.blogspot.com/2014/01/have-we-forgotten-quran-or-are-we.html" target="_blank">spent your time wisely</a></b></span></div>
Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-4096560506990199322014-04-15T01:08:00.002-07:002014-04-15T01:08:50.636-07:00Andre si moody<br />
Ehm. Tulisan ini sebenernya udah lama ada tertuang di binder saya. Namun baru sekarang bisa saya salin ke blog.<br />
<br />
Beberapa hari yang lalu secara "kebetulan" saya menyaksikan sebuah acara di tv. Saya bilang itu kebetulan karena saya nggak biasa nonton channel itu. Acara yang saya tonton adalah tentang keadaan seseorang yang disebut bipolar. Sejak awal saya menyaksikan penuturan narasumbernya saya langsung merasa bahwa apa yang dia sampaikan itu persis dengan yang saya alami. Saya punya sifat yang selalu berubah-ubah. Di satu waktu saya senang tanpa sebab, di lain waktu saya marah tanpa sebab. Bahkan, bisa jadi dalam keadaan marah itu saya merasa ingin menghancurkan segala yang ada di dekat saya. Selain itu saya juga sering tiba-tiba frustasi hingga merasa ingin mati saja. Tadinya saya tidak tahu bahwa hal ini adalah sebuah penyakit, selama ini saya mencoba untuk mengalah pada keadaan ini. Saya merasa hal ini bukan masalah untuk saya pribadi. Tetapi, saya juga jadi terfikirkan tentang orang-orang di sekitar saya, bisa saja kondisi ini berbahaya bagi mereka. Karena itulah saya menjadi sering minder karena saya merasa sebagai orang yang tiradk berguna. Kondisi seperti ini yang membuat saya sering bad mood sampai-sampai salah satu teman saya menjuluki saya "Si Moody".<br />
<br />
Saya memang masih bisa mengendalikan diri agar tidak bunuh diri, tetapi saya belum bisa mengendalikan diri untuk tidak marah tanpa sebab, apalagi jika marahnya ada sebab, seringkali saya membanting HP, memukul meja, tembok, dan sebagainya.<br />
<br />
*ada saran?Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-53637860505881540572014-04-12T07:34:00.001-07:002014-04-12T07:34:10.389-07:00Aku ingin seperti merekaKumpul di grup yang isinya orang kreatif semua membuat saya ingin seperti mereka. Mereka mampu membuat settingan yang berbeda-beda pada setiap pos yang mereka buat. Saya juga jadi ingin mencoba. Tes ah.<br />
<br />
<table background="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/t1.0-9/1379842_10201969792469905_857072144_n.jpg" border="0" cellspacing="10" style="width: 600px;"><tbody>
<tr> <td style="text-align: justify;" valign="top" width="300"><b><span style="color: white;">Saya memang orang yang mudah tertarik pada sesuatu, hal ini juga yang menjadikan saya pernah dibilang "bahaya kalo punya istri" oleh seseorang. Menurutnya jika jadi seorang suami saya tidak akan setia. Entahlah, kali ini bukan masalah itu yang menjadi topik pembahasan saya.</span></b><br />
<span style="color: white;"><b><br />
</b> <b>Saya memang mudah untuk suka pada sesuatu, misalnya ketika saya lagi jalan-jalan di dunia maya kemudian saya nyasar di sebuah blog yang desainnya bagus saya langsung pengen nyoba bikin settingan blog kaya gitu. Nah, berawal dari sebuah template blog yang keren saya pun hanyut ke sebuah grup di fb. Isi grup itu banyak blogger ternama, dan setelah saya lihat blog mereka bagus-bagus. Namun sayang karena di sana kita dituntut kreatif juga jadi kalo mau nanya harus googling dulu, kalo ga nemu baru bisa dibantu. </b></span></td> <td style="text-align: justify;" valign="top" width="300"><b><span style="color: white;">Postingan dua kolom ini adalah latihan pertama saya. Rahasia dari postingan da kolom ini adalah tabel. Betul, postingan ini bisa jadi dua kolom karena dibuat pakai tabel, hanya saja tabel ini tidak disertai border sehingga terlihat seperti kolom di koran dan sebagainya.</span></b><br />
<span style="color: white;"><b><br />
</b> <b>Haha... ternyata simpel banget rahasianya. Nah, mungkin temen-temen ada yang pengen tahu juga gimana caranya, ya udah jangan tunggu lama, cari aja di google. Kenapa saya nggak mau ngasih tahu? Karena nyari di google itu asyik. Kerasa asik ketika apa yang kita cari ternyata ada di google.</b></span><br />
<span style="color: white;"><b><br />
</b> <b>Hore... akhirnya saya bisa membuat postingan yang isinya ada bagian yang pake dua kolom. Nah selanjutnya yang ingin saya pelajari adalah membuat desain yang berbeda tiap halaman posting. Bukan yang kaya gini. </b></span></td> </tr>
</tbody></table>
<br />
Tapi, setelah saya coba di template ini kok tetep ada bordernya yah? Hm... Biarin lah yang penting saya sudah ngerti basicnya tinggal lanjut oprek aja. :) Makasih buat agan yang udah ngasih tahu caranya.<br />
<br />
thanks berat buat <a href="http://contohblognih.blogspot.com/2013/10/cara-membuat-posting-dua-kolom-di-blog.html" target="_blank">contohblognih</a>Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-27499177664099237152014-03-25T01:14:00.000-07:002014-03-26T01:08:33.194-07:00Menyiapkan pengalaman belajar <h3>
Pratinjau</h3>
Dalam cerita klasik karangan Lewis Carrol, <i>Alice’s Adventures in Wonderland</i> (versi 1994), Alice dan kucing Cheshire melakukan percakapan :<br />
<blockquote class="tr_bq">
Alice : Bisakah kamu beritahu aku harus pergi kea rah mana dari sini?<br />
Chesire : Itu tergantung kamu mau ke arah mana.<br />
Alice : Oh, aku tak peduli ke manapun juga.<br />
Chesire : Kalau begitu tidak ada bedanya ke arah manapun kamu pergi.</blockquote>
<h3>
Ikhtisar</h3>
Dalam beberapa cara, siswa bisa seperti Alice dan gerakan guru bisa seperti kucing Chesire. Untuk pengalaman belajar agar berarti dan produktif, siswa harus tahu ke mana dia akan pergi, dan pengarah gerak harus mampu mendampingi mereka dalam usaha mereka menempuh jalan yang dituju. Dalam bab 3 sampai 6 kita mengenal model konseptual penampilan seseorang. Model ini mengandung berbagai sistem yang melandasi proses informasi seseorang dan gerakan yang mereka lakukan. Mulai sekarang anda harus sangat memahami mekanisme akurasi gerak. Di bab 7 sampai 10 kita kemudian belajar proses belajar keterampilan gerak dan faktor-faktor yang memengaruhi kemahiran keterampilan seseorang. Di bab 7 kita membahas konsep pengalaman gerak dan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh praktisi gerak ketika mempersiapkan pendampingan terhadap pasiennya. Kemudian, di beberapa bab selanjutnya, kita membahas tekhnik instruksional yang bisa digunakan oleh dokter ketika mendampingi pasiennya ( bab 8), cara yang bisa dilakukan oleh dokter untuk membuat struktur latihan selama sesi belajar (bab 9), dan beberapa hal yang perlu diingat oleh dokter ketika memberikan feedback untuk pasien (bab 10).<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://blogs.usm.maine.edu/libraries/files/2011/02/learning.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="learning experiences" border="0" src="http://blogs.usm.maine.edu/libraries/files/2011/02/learning.jpg" height="165" title="jurnalnya andre" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pic blogs.usm.maine.edu<a class="_Wf irc_hol" data-ved="0CAQQjB0" href="http://blogs.usm.maine.edu/libraries/2011/02/12/a-lifelong-learning-experience-infosavvy/" style="background-color: #222222; color: #660099; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;"><span -2px="" 2px="" class="irc_ho" dir="ltr" ellipsis="" hidden="" margin-right:="" overflow:="" padding-right:="" text-overflow:="">blogs.usm.maine.edu</span></a></td></tr>
</tbody></table>
Kita melakukan pendekatan tentang pembelajaran motorik yang mengungkapkan konsep belajar berdasarkan apa yang biasanya terjadi, bukan sebagai sesuatu yang dihasilkan dari laboratorium, tetapi sebagai pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang sering “kacau”. Ada sumber ilmiah tentang faktor yang memengaruhi proses belajar gerak seseorang, dan kebanyakan dari sumber ini memberikan informasi yang berguna. Kami mempersembahkan penelitian yang paling relevan untuk dokter dan pasien dalam situasi sehari-hari.<br />
<br />
Di bab ini kita membahas beberapa konsep yang mungkin para dokter ingin tahu untuk pertimbangan ketika menyiapkan pendampingan. Konsep-konsep ini termasuk penetapan tujuan (<i>goal setting</i>), transfer of learning (<i>transfer hasil belajar</i>), karakteristik pasien (<i>learner characteristic</i>), dan proses penilaian performa (<i>performance assessment</i>).<br />
<br />
<h3>
Mendefinisikan pengalaman belajar</h3>
Kemampuan untuk belajar adalah aspek biologis yang esensial. Kemampuan ini yang membuat seseorang dapat menyesuaikan hal-hal tertentu di lingkungan mereka dan mendapatkan keuntungan dari pengalaman mereka. Untuk manusia, proses belajar adalah hal yang krusial. Bayangkan kesulitan yang mungkin akan dialami oleh seseorang jika mereka hanya mengandalkan bakat yang dimilikinya sejak lahir untuk berjuang menghadapi segala masalah dalam hidup. Jika begitu kasusnya, mungkin orang-orang akan menjadi ; tidak mampu bicara, berjalan, menulis, atau membaca, sedikit yang berpartisipasi dalam olahraga yang membutuhkan keterampilan tinggi, melakukan sesuatu yang berkaitan dengan seni, atau bahkan kegiatan sehari-hari. <br />
<br />
Banyak faktor yang memberikan kontribusi terhadap kemampuan seseorang dalam aktivitas yang membutuhkan keahlian tinggi. Ketika seorang anak mulai dewasa, kemampuan performa mereka meningkat. Sama halnya, ketika seseorang menjadi lebih kuat atau mengalami peningkatan daya tahan kardivaskular, mereka menjadi mampu melakukan aktivitas tertentu secara ebih efektif. Namun, kedewasaan dan tingkat kebugaran tidak selalu berkaitan dengan tingkat keterampilan. Faktor utama yang secara konsisten berkaitan dengan tingkat keterampilan adalah sesuatu yang nampak sebagai hasil langsung dari latihan – itulah pengalaman bealajar (<i>learning experiences</i>).<br />
<br />
Dalam beberapa kasus, proses belajar pada manusia sering terjadi hampir berkelanjutan, karena setiap hal yang dilakukan oleh seseorang saat ini memunculkan pengetahuan atau kemampuan yang memengaruhi bagaimana mereka akan melakukan sesuatu di masa depan. Di bab 1 kita telah mendefinisikan apa maksud belajar gerak, yaitu perubahan dalam proses internal yang menentukan kemampuan seseorang untuk menghasilkan tugas gerak. Lebih khususnya, kita membatasi pandangan kita tentang belajar ketreampilan tergantung situasi yang membuat seseorang mampu melakukan sesuatu untuk meningkatkan performa mereka dalam gerakan atau aksi tertentu, dan kita mengartikan situasi tersebut sebagai pengalaman belajar (<i>learning experiences</i>) atau sebagian orang ada yang menyebutnya latihan yang disengaja (<i>deliberate practice</i>). Kita menekankan bahwa pengalaman belajar dapat terjadi di berbagai tempat, melibatkan seseorang atau sekelompok orang. Rata-rata, seorang instruktur, terapis, atau pelatih hadir untuk membimbing pengalaman belajar dan menilai proses yang dialami oleh pasien atau siswanya.<br />
<br />
Salah satu permasalahan yang perlu dipertimbangkan oleh dokter sebelum mendampingi pasiennya adalah tujuan dari pengalaman belajarnya. Penting bagi dokter untuk selalu ingat bahwa pengalaman tersebut adalah milik pasien. Setiap pasiennya menginginkan sebuah situasi baru untuk belajar keterampilan dengan beberapa gagasan tentang apa yang dia ingin selesaikan. Kita berpandangan bahwa dokter harus membuat konsep pengalaman belajar sebagai interaksi antara instruktur dan siswanya dan konsep ini memfokuskan pada keberhasilan siswa dalam mencapai tujuannya. Dua konsep yang sangat membantu bagi para dokter ketika menyiapkan proses pendampingan adalah penetapan tujuan (<i>goal setting</i>) dan transfer hasil belajar (<i>transfer of learning</i>).<br />
<br />
Dilanjut ke pos selanjutnya tentang <i>Goal Setting</i>. *tunggu ya.<br />
Terjemahan bebas <i>Motor Learning and Performance</i>.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-64361255114565040802014-03-24T01:01:00.003-07:002014-03-24T01:16:39.897-07:00CFD, Anak Alay dan SPG.Salah satu permasalahan umum di kota besar adalah polusi dari asap kendaraan. Untuk mengatasinya berbagai cara dilakukan oleh pemerintah. Cara yang dilakukan di tingkat pemerintahan pusat berbeda dengan di tingkat daerah, beda pula dengan cara yang diterapkan di tingkat yang lebih bawah. Kota Bandung adalah salah satu kota besar yang tidak terhindar dari masalah ini. Melirik program yang diberlakukan di wilayah DKI Jakarta, pemerintah kota Bandung pun menerapkan program Car Free Day (CFD). Program ini direspon baik oleh masyarakat kota Bandung. Setiap saya datang pada jadwal CFD di tempat yang telah ditentukan, ternyata memang tidak pernah sepi. Berbagai kegiatan dilakukan di sana mulai dari aktivitas jual beli, berjalan-jalan, jogging, bersepeda hingga orasi dari ormas tertentu.<br />
<br />
Namun, saya melihat masih ada yang perlu dibenahi dalam pelaksanaan acara ini. Yah, seperti biasa mengoreksi kesalahan orang lain itu memang mudah, jadi harap maklum.<br />
<br />
Oke, mari kita bahas apa saja yang perlu dibenahi.<br />
Saya masih melihat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Pemerintah sudah menyediakan banyak tempat sampah di area CFD, akan tetapi yang saya temukan adalah tempat sampah itu tidak semuanya penuh. Jelasnya, pengunjung CFD banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Di jalan banyak sekali berserakan sampah. Sampah-sampah itu terdiri dari sampah bekas bungkus makanan atau minuman dan sampah kertas berupa selebaran atau brosur yang dibagikan oleh pihak-pihak yang sedang melakukan promosi. Diperlukan kesadaran dari semua pihak, tidak bisa dari satu pihak saja. Pihak yang sedang melakukan promosi sebaiknya tidak membagikan brosur mereka ke setiap orang, karena bisa jadi orang yang diberinya sedang tidak tertarik atau tidak membutuhkan informasi tersebut. Pihak penerima juga harus mempertimbangkan, berani menolak jika memang tidak tertarik daripada harus menerima tetapi akhirnya dibuang sembarangan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc1/t1.0-9/1978711_10202023938543523_414662021_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc1/t1.0-9/1978711_10202023938543523_414662021_n.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
Masalah selanjutnya adalah rokok. Hal ini pernah disinggung oleh Kang Emil. Program CFD diadakan sebagai upaya untuk mengurangi polusi di area tertentu pada waktu tertentu. Namun ironisnya, polusi asap kendaraan tidak ada tetapi diganti dengan polusi dari asap rokok. Bahkan lebih parah lagi, diantara para perokok itu tidak sedikit yang berusia masih sangat muda. Saya berharap semoga para perokok yang mengunjunngi CFD mau berbaik hati untuk tidak merokok di tempat itu. Dan bagi pemeritah mungkin bisa menyediakan area khusus merokok. Tapi tunggu dulu, bukan berarti ini saya mendukung perokok, justru saya ingin pengunjung lain yang bukan perokok bisa terhindar dari asap rokok para perokok.<br />
<br />
Selain masalah kebersihan (sampah) dan rokok, saya melihat masalah yang cukup memprihatinkan. Di CFD banyak sekali pengunjung yang masih anak-anak. Malah jika saya boleh menebak, pengunjung CFD ini justru didominasi oleh anak-anak. Situasi di CFD sejauh yang saya pantau sangat tidak kondusif bagi anak-anak. Di sana ada SPG yang berpakaian seksi, ABG yang berpakaian seksi, dan anak-anak yang datang ke sana banyak sekali yang bergaya ala gengster. Mereka anak-anak seusia SD dan SMP. Banyak yang datang ke sana bergerombol dan mereka itu berjalan bersamaan laki-laki perempuan, dan berpegangan tangan. Jelasnya, mereka itu berpacaran di area ini. Masalah ini jika dibiarkan bisa menjadi masalah yang lebih serius. Memang mereka di sana bersenang-senang, namun cara mereka bersenang-senang itu tidak baik. Mungkin pemerintah bisa memberikan solusi memikirkan berbagai cara yang mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah ini.<br />
<br />
Selain tidak baik bagi anak-anak, kehadiran para SPG berpakaian seksi itu juga tidak baik untuk kondisi masyarakat. Anda pasti paham deh, tidak perlu saya beri penjelasan.<br />
<br />
Beberapa waktu yang lalu, jika saya datang ke CFD saya masih melihat aktivitas senam. Tapi akhir-akhir ini saya tidak pernah menemukan aktivitas itu lagi. Malah yang ada adalah kegiatan nyanyi-nyanyi di sertai joget-joget. Panitia yang mengadakan acara itu meminta penonton (hadirin) yang ada di dekat panggung itu untuk ikut berjoget. Entahlah, saya punya persepsi sendiri yang membuat saya menganggap joget dan menari itu beda. Memang, jika dilihat dari hasil aktivitasnya, olahraga senam akan mengakibatkan kelelahan, membuat berkeringat, dan menaikkan suhu tubuh, begitu juga aktivitas joget. Akan tetapi ada manfaat lain dari olahraga yang tidak terdapat dalam aktivitas berjoget. Senam adalah termasuk dalam aktivitas olahraga rekreasi. Maksudnya selain membuat tubuh sehat dengan memperhatikan esensi olahraga, juga membuat pesertanya merasa senang dan terhindar dari stress. Dalam aktivitas berjoget tidak ada nilai-nilai keolahragaan, yang ada hanya kebahagiaan dan kelelahan saja. Bahkan dalam aktivitas joget yang kacau itu tidak ada sama sekali aspek seninya.<br />
<br />
Yah, untuk sementara mungkin itu saja yang bisa saya tuliskan di blog ini untuk saat ini. Mungkin nantinya bisa nambah :)<br />
<br />
nanti ya gambarnya nyusul, koneksi lagi lelet.<br />
<i><span style="font-size: x-small;">cuma tulisan dari orang bodoh seperti saya</span></i>Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-53837155104246783982014-03-10T10:03:00.000-07:002014-03-10T10:03:05.262-07:00Tugas oh tugasmalam ini dingin banget. si gembul udah tidur jadi nggak ada penghangat tubuh. segelas kopi sudah habis diminum, tinggal gelas dengan ampas kopi di depan monitorku. aku sedang mengerjakan tugas, ceritanya.<br />
<br />
ya, memang ceritanya aku sedang mengerjakan tugas. padahal tugas untuk kuliah besok hanya dikerjakan sesekali saja. sejak online dari petang tadi yang saya lakukan hanya fesbukan, buka yutub, dan trading. tidur larut malam sudah jadi kebiasaanku sejak kuliah s2. hampir tidak pernah aku mengerjakan tugas di siang atau sore hari. selalu saja aku kerjakan di malam hari, itu pun H-1. akibatnya di hari kuliah aku merasakan ngantuk yang luar biasa. materi kuliah tidak dapat aku serap.<br />
<br />
rasanya sangat ingin sekali berhenti kuliah dan berhenti beraktifitas. yang ingin aku lakukan selanjutnya adalah tidur sepanjang masa. sepertinya aku bosang dengan segala aktifitas ini. bekerja pun aku ogah. tapi jika tidak kerja dari mana aku dapat uang untuk makan? nah, jika aku tidur kan aku tidak butuh makan. makanya aku ingin tidur. selamanya. walaupun di ruang sempit berukuran 2 meter saja.<br />
<br />
cuma tulisan dari orang bodoh seperti sayaAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-87030456181740346582014-02-28T08:29:00.002-08:002014-02-28T08:29:53.556-08:00Internet, Google, Komputer.Ceritanya malem ini saya lagi ngerjain tugas. Gini, soal dalam tugas ini ada di buku. Tapi saya nggak punya bukunya, belum beli. Saya memilih untuk motokopi soal itu. Nah, soalnya udah punya tinggal ngerjain. Saya nggak tahu jawaban untuk soal-soal ini ada nggak di buku. Saya berusaha untuk mengerjakan soal-soal ini walau tanpa buku. Saya pake internet untuk mencari keterangan tentang soal-soal itu. Makasih internet. Saya mulai googling setiap istilah yang ada di soal agar mengerti maksud dari soal itu. Yah, nemu sih. Makasih google. Banyak banget sumber yang saya temukan walaupun pada akhirnya tetap membuat saya buntu karena soal ini harus dikerjakan bukan hanya dijawab. Soalnya tentang statistika.<br />
<br />
Memang, dosen ngasih tugas ini dan meminta siswanya untuk mengerjakannya dengan komputer saja. Jangan menghitung dengan cara tradisional. Untungnya saya pake komputer yang memadai. Makasih buat yang bikin komputer. Sekarang sudah dua soal terjawab. Keburu malem, mau istirahat dulu.<br />
<br />
Tapi dari semua itu, saya bersyukur kepada Allah swt. Karena saya diberi otak untuk berfikir. Tanpa otak dan kemampuan berfikir, internet, google, dan komputer nggak ada gunanya. Lagi pula internet, google, dan komputer itu hasil pemikiran orang lain, bukan sesuatu yang tiba-tiba ada.<br />
<br />
Tadi waktu di kampus sih saya ketemu sama temen-temen sekelas, di antara mereka ada yang sudah mengerjakan tugas ini, beberapa teman lain berniat untuk melakukan copy & paste untuk tugas itu. Tapi, saya milih untuk ngerjain sendiri. :p<br />
<br />
cuma tulisan dari orang bodoh seperti sayaAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-84161925226375744272014-02-24T03:06:00.000-08:002014-02-24T03:06:15.097-08:00Katanya sih diskusi tapi...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9KrzQxmEdSN9P4TyhrE1Yp7xiasLI3Kf8HJHG-nuVW_VPT1U5x2o5OCGSqsfoSOn6qiZ_G7R88bEsCvR-RB9r7qhtvDO2KXyjbrT4qUZbtWC8_FzU8mXfIS6BU8Yb0Dnrr7F7A99tDHA/s1600/discussion.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9KrzQxmEdSN9P4TyhrE1Yp7xiasLI3Kf8HJHG-nuVW_VPT1U5x2o5OCGSqsfoSOn6qiZ_G7R88bEsCvR-RB9r7qhtvDO2KXyjbrT4qUZbtWC8_FzU8mXfIS6BU8Yb0Dnrr7F7A99tDHA/s1600/discussion.jpg" height="228" width="320" /></a></div>
Yah, hari ini seperti yang sudah-sudah dalam aktivitas kuliah diisi dengan kegiatan yang katanya diskusi. Tapi sayangnya kegiatan ini berubah jadi seperti tanya jawab wajib. Yaps, begitu kelompok yang mendapat giliran presentasi telah menyelesaikan tugasnya, sesi tanya jawab seolah menjadi sesi yang wajib. Harus saja ada mahasiswa lain yang bertanya.<br />
<br />
Masalahnya bukan tetnang sesi tanya jawab itu, tapi tentang pemaksaannya. Mahasiswa sering sekali melontarkan peryanyaan yang tidak terlalu penting. Misalnya, ada yang bertanya dengan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya sehingga terkesan mengetes kemampuan pemateri. Bukan menanyakan hal yang benar-benar mereka tidak tahu atau ingin tahu.<br />
<br />
Memang ada tujuan baik dari sesi tanya jawab itu, salah satunya untuk melatih keaktifan atau keberanian mahasiswa. Tapi jika kondisi ini dibiarkan terus menerus dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan buruk. Karena pada dasarnya mereka yang bertanya hanya melakukannya karena terpaksa. Sedangkan keberanian mereka tidak terlatih sama sekali. Karena jika siswa memang berani maka ia tidak akan terpaksa oleh apapun. Siswa yang berani, akan mengatakan "tidak ada perntanyaan" ketika diminta pertanyaan tanpa harus mereka-reka pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin ditanyakan olehnya.<br />
<br />
Hal ini terjadi karena aktifitas seperti ini tidak efektif dalam pembelajaran. Ketika kelompok tertentu sedang melakukan presentasi di depan kelas, mahasiswa yang lain biasanya tidak memperhatikan jadi mereka pun merasa bingung tidak jelas. Mereka bingung materi apa yang dibahas barusan, dan bingung harus bertanya apa. Jika harus bertanya, mereka takut pertanyaannya terlalu mudah dan sudah dibahas sebelumnya sehingga menjadi bukti bahwa mereka tidak memperhatikan. Namun, jika tidak bertanya kelas akan menjadi sepi dan tetap saja mereka tidak tahu materinya.<br />
<br />
Menurut pendapat saya akan lebih efektif jika dosen memberi tugas kepada siswa untuk membuat makalah berkaitan dengan suatu topik tapi sumbernya tidak ditentukan, bukan hanya berasal dari buku yang setiap mahasiswa sudah memilikinya. Kemudian dari setiap makalah, dosen akan membuat pertanyaan untuk dijawab oleh pembuat makalah. Hal yang wajar jika dosen mengetes mahasiswanya, berbeda jika mahasiswa mengetes mahasiswa lain. Jika makalah setiap siswa berbeda, dan dibaca oleh mahasiswa lainnya maka pertanyaan pun akan muncul dengan sendirinya. Hal ini tidak akan terjadi jika makalah setiap mahasiswa isinya sama.<br />
<br />
:) ini mah cuma tulisan dari orang bodoh seperti saya.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-33565288040572036712014-02-16T09:28:00.000-08:002014-02-16T09:28:02.242-08:00Then I Remembered That I Didn't Write The Task On My Binder<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7X-_wpcHPjnwQ2W8K1zjaQgdHLnvD6XQTxtIoP2HRuKW2hyVSHgRTyBNmOE7fJHm4Dp5gpHtnHqLuww4mdDAlH5koHAtZzuG0PIximO_bzmPp803dswMZ-PHpqRRJ3WaxUH2Y8XnjU8I/s1600/awsting+time.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7X-_wpcHPjnwQ2W8K1zjaQgdHLnvD6XQTxtIoP2HRuKW2hyVSHgRTyBNmOE7fJHm4Dp5gpHtnHqLuww4mdDAlH5koHAtZzuG0PIximO_bzmPp803dswMZ-PHpqRRJ3WaxUH2Y8XnjU8I/s1600/awsting+time.jpg" /></a></div>
<br />
What a wasting time. I realized.<br />
This night, I was on nervous and anxious condition. In the evening I couldn't remember what task that I have for tomorrow class. Allahumma. And then I checked the group of my class in facebook to see which group am I listed. That time I just remembered that I have a quiz to be done for tomorrow class. But another there was another problem. The task was written on my binder and I can't found it anywhere. Emh. It seems that I left it at the shop yesterday. I was so confused. I ask help to my friends in BB group, alhamdulillah, someone don't mind to send me the task via email. Yeah, finally I got the task and guess what!<br />
<br />
After waiting for about a half of an hour, I downloaded the file that was attached in my inbox. I opened it and I realized that I have the file too. I remembered that I didn't write it on my binder but I typed it on my friend's laptop and I already copied the file. Astaghfirullah.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-7273604516893228252014-02-09T12:07:00.001-08:002014-02-09T12:07:21.039-08:00Salah niat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaUFhxdSt-k4SqrxCECE3bV_z3xPODxvChDU7TkpsUGPnlzLLkqBIv7ChGG2NmH-BHAtBBXshnh953J8Ogx95AqS7S_8j519B8XzGyVpyIbLnJbmBjYZdvFxFdV9cN-bByVz3E7X-Zrrkh/s1600/IMG00443-20130320-1302.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaUFhxdSt-k4SqrxCECE3bV_z3xPODxvChDU7TkpsUGPnlzLLkqBIv7ChGG2NmH-BHAtBBXshnh953J8Ogx95AqS7S_8j519B8XzGyVpyIbLnJbmBjYZdvFxFdV9cN-bByVz3E7X-Zrrkh/s1600/IMG00443-20130320-1302.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
Haha salah niat... Baru nyadar...<br />
Benerin niat lagi. #istighfarAndreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-82532945973065062012014-02-05T16:53:00.000-08:002014-02-05T16:54:10.023-08:00Ahahai, Aku masih ngampus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-LhIcti1kTpLg64cJ1JsssXIBk4FCQ9lrUb97dSF0oYJJKhu879NszzVYCUX7rkVk7_rFgj2h_qcZP3xe0KpxKb6-ifDBIHh4zmBKwpF7DvMsbBDkVlG1g3MA1q7K77IEPXsl4cSEYxI/s1600/bajaj.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-LhIcti1kTpLg64cJ1JsssXIBk4FCQ9lrUb97dSF0oYJJKhu879NszzVYCUX7rkVk7_rFgj2h_qcZP3xe0KpxKb6-ifDBIHh4zmBKwpF7DvMsbBDkVlG1g3MA1q7K77IEPXsl4cSEYxI/s1600/bajaj.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<br />
Tadi saya posting acara tentang pendidikan di blog saya yang satunya, <a href="http://andretauladan.blogspot.com/" target="_blank">Andre Tauladan</a>. Setelah selesai menulis, saya klik tautan yang mengarah ke tulisan tersebut. Saya baca sampe beres dan akhirnya ada tautan ke tulisan saya beberapa waktu yang lalu. Judulnya "<a href="http://andretauladan.blogspot.com/2012/07/pak-izinkan-saya-kuliah-lebih-lama-lagi.html" target="_blank">Pak, Izinkan saya kuliah lebih lama lagi</a>". Tulisan itu saya buat ketika saya hampir lulus dari S1. Di akhir tulisan saya katakan kalimat berikut ini<br />
<blockquote class="tr_bq">
Saya membayangkan ketika lulus nanti, saya harus pulang ke kampung halaman, meninggalkan kampus tercinta, tanpa ada rencana jelas kapan akan ke sini lagi. Suasana yang kondusif untuk memperbaiki diri, banyak aktifitas keagamaan, banyak training alias pelatihan, yang semua itu tidak akan saya temui di kampung halaman.<br />
Saya masih ingin berada di wilayah kampus, saya terus mencari alasan untuk bisa selalu ada di Bandung, dan saya masih belum ingin lulus. Rasanya tidak mungkin untuk mengutarakan keinginan saya ini kepada orang tua, karena saya masih dibiayai mereka. Pokoknya saya masih ingin ada di sini.</blockquote>
Eh... Ternyata, sekarang saya masih ngampus, saya kuliah lagi. Hehehe. Nggak tahu lho kalo bakal gini akhirnya. Waktu menjelang wisuda itu nggak pernah kepikiran bakal lanjut kuliah, tapi yah... Rencana Allah siapa yang tahu.Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-82415892941967641362014-01-29T22:24:00.001-08:002014-01-29T22:24:15.593-08:00Transcribe alias membuat transkripTulisan ini adalah sambungan dari <b><a href="http://andretauladan.blogspot.com/2014/01/dictation-alias-dikte.html" target="_blank">Dictation alias dikte</a>.</b> Seperti telah dibahas di artikel sebelumnya, dikte adalah proses penyampaian sesuatu dengan ucapan yang lantang atau jelas. Dalam artikel ini kita akan membahas tentang <i>transcribe</i>, yaitu penulisan dari kalimat atau kata yang terdengar. Hasil transcribe disebut <i>transcript</i> atau transkrip. Agar lebih mudah dipahami dalam artikel ini <i>transcribe </i>saya tulis sebagai transkripsi.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsKQi-7UBwuNAcgNlywIIpqoz_w63S2nM56FO-FGWdWcZsO5wNBNWY1wBmoORnzrMhdJZ32poOrZqRAxFSiAcTLjhu3WxWe1nQODA0-8YgAEaCwnt1z2rAAvqmVSY2jF-FdclJzHOMPr4/s1600/11244553-transcribe-audio-files.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsKQi-7UBwuNAcgNlywIIpqoz_w63S2nM56FO-FGWdWcZsO5wNBNWY1wBmoORnzrMhdJZ32poOrZqRAxFSiAcTLjhu3WxWe1nQODA0-8YgAEaCwnt1z2rAAvqmVSY2jF-FdclJzHOMPr4/s1600/11244553-transcribe-audio-files.jpg" height="168" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pict : <a href="http://www.prolg.org/">www.prolg.org</a></td></tr>
</tbody></table>
Transcribe, tran·scribe artinya adalah <i>put (thoughts, speech, or data) into written or printed form</i>. Saya kesulitan untuk menemukan kata yang pas dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan kata ini, karena itulah saya mengistilahkannya sebagai transkripsi atau proses membuat transkrip. Sedangkan transkripsi sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) online adalah suatu pengalihan tuturan (berwujud bunyi) menjadi suatu tulisan.<br />
<br />
Aktivitas transkripsi ini paling umum dilakukan oleh kalangan wartawan, khususnya wartawan media cetak. Berbeda dengan wartawan media elektronik yang cukup dengan merekam pembicaraan dari narasumber kemudian menyiarkannya, wartawan media cetak harus menuliskan pembicaraan yang direkamnya. Sedangkan bagi saya pribadi membuat sebuah transkrip adalah suatu kebutuhan dan tantangan. Saya banyak menghabiskan waktu di depan komputer, untuk memenuhi kebutuhan spiritual saya biasa mendengarkan atau menonton ceramah-ceramah berupa video atau mp3. Namun seringkali aktivitas itu terganggu oleh hal lain yang menyebabkan materi yang disampaikan kurang dipahami, oleh karena itu saya mencoba untuk menuliskannya.<br />
<br />
Proses membuat tulisan dari suatu file MP3 atau video tidaklah mudah. Seringkali hasil tulisan terkesan rancu dan kurang menarik. Namun bukan berarti tidak bisa. Seorang peneliti dari Monash, Australia, Jullian P. Millie pernah melakukan transkripsi dari kaset<b><a href="http://andretauladan.blogspot.com/2011/09/saya-merekomendasikan-ceramah-berikut.html" target="_blank"> ceramah K.H. A.F Ghazali</a></b>. Dalam bukunya Sermons of A.F. Ghazali (Ceramah-ceramah A.F. Ghazali) dia menyajikan ceramah sang da'i dalam bentuk tulisan dalam dua bahasa. Namun berdasarkan penilaian orang yang pernah membacanya, tulisan ini tidak kehilangan 'rasa' ceramah tersebut, sangat sesuai dengan ceramah aslinya dalam bentuk audio. Karyanya akan mendokumentasikan dan menyelamatkan khazanah kebudayaan masyarakat Sunda dari senjakala kepunahan. Dengan menuliskan tradisi lisan tersebut, maka ceramah sebagai satu khazanah budaya diawetkan dan dilestarikan dalam bentuk tulisan, verba volant, scripta manent. (<a href="http://moeflich.wordpress.com/2010/12/24/mengenang-kh-a-f-ghazali-mubaligh-kharismatik-sunda/" target="_blank">Dede Syarif</a>)<br />
<br />
Selain bermanfaat untuk membudayakan kebiasaan membaca, transkripsi juga berguna untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang banyak dari seseorang yang kurang pandai menyampaikan pesan melalui tulisan. Andrias Harefa dalam bukunya "Kiat Menulis di Media" menyebutkan bahwa K.H Zainuddin M. Z (Alm) pernah membuat tulisan di media namun pesannya kurang jelas dan tidak semenarik pesan yang disampaikan melalui ceramah lisan. Oleh karena itu melalui keahlian seorang transkriptor, pesan dapat disampaikan melalui tulisan tanpa kehilangan esensinya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBBvDnDkPxm-abMQ74Sa12yU7E65JhWrSUA9jYu9nkHfN0iHu9IUTqGoDibKTAtSTiXJX1zWgsRR-UqAH8aBOSnBP29mbh-wAocnvQ3q1APdTOr0OaG6sYIzmBVlFf_tYDWI9rKEaThjs/s1600/transcribe-icon.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBBvDnDkPxm-abMQ74Sa12yU7E65JhWrSUA9jYu9nkHfN0iHu9IUTqGoDibKTAtSTiXJX1zWgsRR-UqAH8aBOSnBP29mbh-wAocnvQ3q1APdTOr0OaG6sYIzmBVlFf_tYDWI9rKEaThjs/s1600/transcribe-icon.jpg" /></a></div>
Untuk menjadi seorang transkriptor yang baik diperlukan latihan yang berulang-ulang dan terus-menerus. Tidak ada keahlian yang dicapai dalam waktu instan, segalanya membutuhkan proses. Selain itu ilmu mengenai transkripsi juga perlu dimiliki agar seorang transkriptor dapat mengubah pesan lisan menjadi tulisan dengan baik dan akurat. Yang pertama dilakukan saat membuat transkrip adalah menyimak dan menuliskannya hingga selesai. Selanjutnya transkrip yang sudah jadi perlu disunting untuk memastikan keakuratan hasil transkripsi. Dalam proses <i>editing</i> ada tiga tahap penting yang harus dilakukan. Seorang ahli wawancara berkebangsaan Columbia, <b>Clarence Mershon</b> menngatakan bahwa tiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :<br />
<br />
1. Membaca ulang hasil transkripsi sambil mendengarkan sumber pembicaraan. Dalam tahap ini kita perlu :<br />
<ul>
<li>Mencari kesalahan dalam transkrip kita (konten pembicaraan) dan mengoreksinya.</li>
<li>Mencari kesalahan tanda baca dan mengoreksinya. </li>
<li>Memeriksa ejaan.</li>
</ul>
<br />
2. Mengoreksi kesalahan nama dan fakta dan keseluruhan hasil transkripsi, termasuk :<br />
<ul>
<li>Mengoreksi kesalahan nama, jangan sampai nama yang disebutkan di awal berbeda dengan di akhir.</li>
<li>Mengoreksi kapitalisasi, spasi yang berlebihan, format teks, dan sebagainya secara keseluruhan.</li>
<li>Menuliskan waktu saat sumber audio kurang jelas terdengar.</li>
</ul>
<br />
3. Improvisasi penulis. Di tahap terakhir ini penulis dapat berkreasi untuk merangkai kalimat selama tidak mengubah inti pembicaraan yang terdapat dalam file audio. Pada tahap ini transkriptor dapat :<br />
<ul>
<li>Memeriksa alur cerita. Transkriptor berkreasi agar hasil transkripsi merupakan alur yang saling berkaitan.</li>
<li>Membuang pengulangan. Hindari mengulang-ulang kata yang membuat kalimat menjadi kurang tepat.</li>
<li>Menghilangkan kalimat tak pasti seperti "Saya kira", "Saya rasa", "Mungkin", dsb.</li>
<li>Mengoreksi kalimat yang terlewat. Transkriptor mendengarkan lebih seksama kalimat yang disampaikan pada waktu-waktu yang suara pada sumber audio kurang jelas.</li>
<li>Memperbaiki paragraf. Dalam transkrip kita jangan ada paragraf yang terlalu panjang atau terlalu pendek.</li>
<li>Transkriptor harus membuat inti transkripnya sejelas mungkin dan membuat pembaca betah membacanya.</li>
</ul>
Demikian sedikit pembahasan mengenai transcribe alias transkripsi alias membuat transkrip. Pembahasan di atas adalah proses transkripsi secara umum, di lain kesempatan akan saya bahas tips transkripsi khusus untuk wawancara (di blog <a href="http://andretauladan.blogspot.com/" target="_blank"><b>Andre Tauladan</b></a>). In syaa Allah. Jika anda memiliki tips lain silakan tuliskan dikolom komentar. Terimakasih.<br />
<blockquote class="tr_bq">
Transcription is the process of converting speech or audio files into a written or electronic text document. A good transcriptionist should have the ability to multitask, have the ability to research and be speedy and accurate while typing. With practice and dedication, you'll be able to transcribe faster in no time. (<a href="http://www.wikihow.com/Transcribe-Faster" target="_blank">wikihow</a>)</blockquote>
Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6861345393553145575.post-44221874089515757412014-01-06T18:48:00.001-08:002014-01-06T18:49:49.590-08:00Standar pendidikan INTASC<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmekzFgR70Cek-X0RLVJv9RWvQcUWzhYnAoZFM7TvEzLJWNKfvjf8-5n4wWYV59GleV9IGNT8IAo8Ll38BREmIwaH1ZxKgecSzsn8Fm45qgbaqtCqDjSOW4yNmX0LsmgVb8AZ-OWFGO8g/s1600/standards.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Standard INTASC" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmekzFgR70Cek-X0RLVJv9RWvQcUWzhYnAoZFM7TvEzLJWNKfvjf8-5n4wWYV59GleV9IGNT8IAo8Ll38BREmIwaH1ZxKgecSzsn8Fm45qgbaqtCqDjSOW4yNmX0LsmgVb8AZ-OWFGO8g/s1600/standards.gif" height="98" title="INTASC Standard" width="320" /></a></div><br />
<b>INTASC (Inter-stat New Teacher Assessment and Suppor Consortium)</b> membentuk suatu standar untuk meningkatkan persiapan dan pengembangan professional untuk guru. <b>INTASC</b> mendefinisikan kegiatan mengajar sebagai suatu proses yang dinamis dimana harapan pra-layanan ditransformasikan menjadi praktek yang berarti yang menempatkan pengetahuan, disposisi, dan hasil mejadi saling berkaitan. Menjadi praktisi yang reklektif berarti guru perlu berfikir secara filosofis mengenai budaya pendidikan secara luas dan implikasinya. Filosofi dapat diartikan sebagai cara berfikir secara umum tentang arti kehidupan kita di dunia dan merefleksikan secara mendalam tentang benar dan salah, jahat dan baik, dan cantik dan jelek.<br />
Karena kita belajar dari tahap persiapan hinga menjadi guru di kelas, kita akan sering memikirkan apa yang kita ajarkan, mengapa kita mengajarkan materi itu, dan bagaimana kita mengajar. Kita akan sering bertanya pada diri sendiri apakah cara mengajar kita akan memberikan perubahan pada kehidupan siswa. Cara berfikir seperti itu adalah cara untuk mengembangkan kerangka konseptual yang beralasan, hal ini akan mengantarkan kita pada praktek kelas yang reflektif. Kita bisa membangun filosofi pendidikan kita sendiri mulai dengan cara sederhana. Misalnya dengan membuat daftar perntayaan seperti berikut :<br />
- Apa itu kebenaran, bagaimana kita mengetahui dan mengajarkannya?<br />
- Bagaimana kita mengetahui sesuatu yang baik atau buruk dan benar atau salah, dan bagaimana kita mengajarkan nilai-nilai dan membangkitkan perilaku moral pada murid kita?<br />
- Bagaimana sebuah sekolah dan guru-gurunya bisa memberikan congoh tentang sesuatu yang benar dan bernilai?<br />
- Bagaimana suatu proses pengajaran dan pembelajaran mencerminkan keyakkinan seseorang tentang kebenaran dan nilai?<br />
Pertanyaan-pertanyaan diatas memang tidak mubah untuk dijawab tidak juga dapat dijawab melalui pertanyaan benar-salah atau pilihan ganda. Pertanyaan-pertanyaan di atas akan semakin rumit seiring dengan pengalaman mengajar kita, hal ini akan membuat kita mampu membuat filosofi sendiri tentang pendidikan. Seperti halnya seorang murid yang mengumpulkan data untuk merekam perkembangan belajar mereka, guru juga bisa membuat jurnal sendiri yang berisi data harian tentang kelas yang diajarnya. Portofolio dan jurnal tersebut berisi data pribadi tentang pengalaman mengajar kita yang dapat kita renungkan tentang bagai mana perkembangan kita dari pralayanan hingga ke praktek di kelas sebagai pengajar professional. Kita bisa membuat filosofi kita sendiri dengan mulai membuat esai tentang segala hal yang menurut kita benar dan bernilai dan bagimana pengalaman pendidikan kita membentuk keyakinan ini. <br />
Ada beberapa istilah khusus yang digunakan dalam filosofi pendidikan, yaitu; metafisik, epistemologi, aksiologi, dan logika (note3 hal 157).<br />
<b>Metafisik</b> berkaitan dengan alam dan keberadaan. Apa yang nyata dan apa yang tidak nyata? Apakah ada alam spiritual untuk sesuatu yang terpisah dari alam materi? Para idealis misalnya, mereka menganggap sesuatu yang berkaitan dengan nonmateri, abstrak, dan alam spiritual itu memang ada. Sedangkan Realis menganggap hal itu sebagai sesuatu yang keberadaannya tidak ada hubungannya dengan kehidupan manusia. Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menunjukkan bagaimana perancang kurikulum, guru, dan pengarang buku menggambarkan “kenyataan” itu pada siswa.<br />
<b>Epistemologi</b>, adalah segala hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan mengetahui, memengaruhi metode mengajar dan belajar. Hal ini mengangkat pertanyaan seperti “Apakah yang menjadi landasan pengetahuan kita tentang dunia dan pemahaman kita tentang kebenaran? Apakah pengetahuan kita berasal dari wahyu Tuhan, dari gagasan terpendam yang ada dalam pikiran kita, dari bukti-bukti empiris, atau dari sesuatu yang lain? Guru yang meyakini bahwa dunia ini ada sebagai struktur yang terjadi secara berurutan akan membuat susunan pelajaran yang dapat membuat siswanya memiliki keyakinan yang sama atau menggunakan aspek-aspek pelajaran yang dapat menyampaikan apa yang diyakini oleh guru kepada muridnya.<br />
<b>Aksiologi,</b> sesuatu yang menggambarkan nilai-nilai – tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan – dibagi menjadi etika dan estetika. Etika adalah hal-hal tentang nilai moral dan standar perilaku. Sedangkan estetika adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan dan seni. <br />
Berkaitan dengan pemikiran yang benar dan valid, <b>logika</b> akan membuat rumus yang kita gunakan untuk membentuk proposisi dan argument kita. Logika deduktif adalah logika yang berawal dari pendapat yang umum ke hal-hal yang lebih khusus. Sebaliknya, logika induktif berawal dari pernyataan yang khusus dan meluas menjadi pernyataan yang lebih umum.<br />
Dengan istilah-istilah di atas, kita dapat mempelajari berbagai filosofi dan teori yang berbeda. Setelah membahas konsep kunci satu per satu, kita akan mengerti bagaimana hal itu menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar yang berkaitan dengan proses mengajar dari guru. Andreansyah Dwiwibowohttp://www.blogger.com/profile/00420036520015898084noreply@blogger.com0