Friday 25 October 2013

Jadi Ayam Saja

Lagi-lagi ide ini bukan murni ide saya. Tetapi sebuah statement dari Prof Adang yang kemudian saya kembangkan menjadi sebuah tulisan.

Dalam kehidupan manusia masalah hampir selalu ada di setiap waktu. Setoap orang memiliki masalah yang berbeda satus ama lain. Cara mereka dalam menghadapi masalah pun berbeda. Ada orang yang menjadi panik ketika mendapat masalah, ada juga yang menghadapi masalah dengan tenang. Ada yang menghadapi masalah dengan penuh keberanian, ada juga yang berkeluh kesah dan khawatir berlebihan.

Hadirnya masalah dalam hidup itu pasti. Kita tidak misa menolak dan meminta untuk tidak punya masalah. Sikap dan respon kita terhadap sebuah masalah memengaruhi cara pandang kita terhadap masalah itu. Dan hal itu berpengaruh pada cara kita menyelesaikan masalah. Dorang yang yakin dan penuh percaya diri akan menyikapi suatu masalah dengan berani. Dia yakin bahwa dia sanggup menyelesaikan masalahnya. Dan itu membuatnya merasa bahwa masalah yang dihadapi adalah hal kecil. Sebaliknya orang yang menyikapi suatu masalah dengan kepanikan akan cenderung membuatnya selalu berkeluh kesah. Sehinggga daripada mencari solusi dia malah membiarkan masalah itu hingga masalah yang sebenarnya kecil bisa menjadi besar.

Sebenarnya ketika mendapat masalah kita tidak perlu merasa panik, khawatir, takut dan mengeluh. karena pada dasarnya kita telah diberi kemampuan untuk mengatasinya. Secara alamiah sejak kecil kita sudah dilatih untuk menghadapi masalah. Tetapi sebagian dari kita tidak membiasakan diri atau tidak dibiasakan oleh orang tua kita untuk mengatasi masalah. Kita malah cenderung menghindari (atau dihindarkan) dari masalah. Prof. Adang mencontohkan seorang anak kecil usia 2,5 tahun yang memberontak atau menangis hingga 'megap-megap' ketika dia dimandikan. Anak itu akan bertingkah seperti itu adalah sebuah reflek seorang anak, tetapi tidak wajar. Kondisi itu terjadi karena anak tidak dibiasakan sejak kecil. Anak dari usia bayi sudah dikaruniai reflek untuk menahan nafas ketika dimandikan. Apabila hal itu dibiasakan maka saat usia 2,5 tahun semestinya tidak akan memberontak. Walaupun saya tidak tahu kebenaran kondisi itu, tetapi saya menyimpulkan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah. Bedanya, orang yang melatih kemampuannya dalam mengatasi masalah akan terbiasa dan tenang dalam menghadapi masalah lainnya sedangkan yang tidak melatihnya akan panik ketika mendapat masalah.

Suatu kemampuan akan terus berkembang jika dipelihara dan digunakan. Oleh karena itu kemampuan memecahkan masalah pun akan berkembang jika setiap masalah selalu dihadapi hingga diperoleh solusi, bukan dihindari. Adanya masalah bagi manusia adalah keniscayaan. Jika tidak ingin punya masalah, jika ingin terbebas dari masalah jangan jadi manusia. Jadi Ayam Saja.

Dari dulu hingga sekarang suara ayam begitu saja, tidak ada perkembangan hanya 'petok-petok'. Baik ayam yang 'dididik' oleh induknya maupun tidak 'dididik' suaranya akan sama. Hingga sekarang belum ada ayam yang suaranya 'meow'. Itu karena ayam tidak pernah dihadapkan dengan tantangan dan permasalah. Selain itu ayam tidak pernah mengeluh atau khawatir tidak mendapatkan makan. Bagi ayam ada atu tidaknya makanan bukanlah suatu masalah. Dia bisa makan apa saja. Ayam tidak perlu merasakan bagaimana sengitnya persaingan dunia kerja demi uang. Mereka juga tidak perlu capek melamar ke berbagai perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan. Tidak ada tantangan, tidak ada masalah dalam kehidupan mereka. Yah, jadi jika anda tidak ingin punya masalah dalam kehidupan mah Jadi Ayam Saja.
5 Jurnalnya Andre: Jadi Ayam Saja Lagi-lagi ide ini bukan murni ide saya. Tetapi sebuah statement dari Prof Adang yang kemudian saya kembangkan menjadi sebuah tulisan. Dala...

No comments:

Post a Comment

< >