Thursday 31 October 2013

Situasi Keolahragaan Indonesia

Suatu kenyataan pahit saat ini sedang terjadi terkait dengan situasi keolahragaan di Indonesia. Kenyataan itu bisa dilihat dari berbagai jenis olahraga. Menurut UU No. 3 Tahun 2005 olahraga terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu, olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Di ketiga jenis ini olahraga adalah alat atau proses untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa perlu membahas definisi masing-masing jenis olahraga itu, mari kita langsung mencermati kenyataan pahit yang saya maksud.

Dalam olahraga pendidikan kita bisa melihat belum meratanya olahraga pendidikan. Di beberapa kampung banyak sekolah yang kekurangan guru penjas, dan sebaliknya justru di perkotaan guru penjas kelebihan kuota. Terkait dengan hal ini kita harus kembali melihat ke pribadi masing-masing. Kebanyakan orang merasa enggan kembali ke kampung setelah mereka lulus dari suatu universitas dengan menyandang sarjana pendidikan. Mereka lebih memilih mengajar di perkotaan dengan berbagai alasannya masing-masing. Hal ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri. Tentu setiap orang tidak ingin dinilai sebagai kacang yang lupa kulitnya. Tetapi kenyataannya memang orang yang sudah terlanjur datang ke kota biasanya tidak ingin kembali ke desa kecuali hanya sebagian kecil saja. Perlu kesadaran pada diri masing-masing untuk mengatasi masalah ini. Diharapkan setiap orang menyadari bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, terlebih pendidikan jasmani. Kenyataan yang terjadi adalah karena kurangnya tenaga pendidik di perkampungan atau pedesaan membuat siswa tidak mendapatkan pendidikan melalui olahraga. Akhirnya olahraga yang dilakukan oleh siswa hanya sebatas aktifitas jasmani tanpa adanya penerapan nilai-nilai pendidikan.

Selanjutnya dalam pendidikan rekreasi juga kita melihat hal yang sama. Inti dari kegiatan olahraga rekreasi adalah untuk mendapat kesenangan. Dengan adanya rasa senang untuk berolahraga selanjutnya diharapkan masyarakat akan aktif untuk berolahraga. Implikasinya adalah meningkatnya taraf kebugaran di masyarakat. Tetapi yang kita lihat saat ini justru olahraga dikalahkan oleh sektor bisnis. Jika beberapa tahun yang lalu Gasibu (suatu tempat olahrga di Bandung) adalah tempat favorit masyarakat Bandung untuk berolahraga, sekarang bisa dipastikan orang-orang yang datang ke sana tidak akan bisa berolahraga. Gasibu sekarang dipenuhi oleh pedagang kaki sekian sehingga jangankan untuk berolahraga, untuk berjalan saja harus berdesak-desakan dan tidak bisa cepat. Tapi rupanya saat ini pihak pemerintah provinsi Jawa Barat sedang mengagendakan pembenahan lapangan itu untuk keperluan olahraga bersama. Alhamdulillah, ini adalah sebuah langkah yang baik untuk memperbaiki kondisi keolahrgaan masyarakat. (sumber)

Dalam olahraga prestasi tidak jauh berbeda kondisinya. Pada SEA GAMES 2005 dan 2007 Indonesia berada di posisi di bawah tiga besar. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kemudian baru 'berjaya' kembali pada SEA GAMES 2011 saat Indonesia menjadi tuan rumah (sumber). Selain itu khusus di cabang olahraga bulutangkis, tim Thomas dan Uber Cup Indonesia belum bisa 'membahana' seperti dulu lagi. Malah ada wacana untuk kompetisi selanjutnya Indonesia tidak akan mengirimkan tim Uber. Hal ini tentu mengundang pro dan kontra dari masyarakat. Di satu sisi kita ingin tampil di kompetisi bergengsi itu, tapi di sisi lain kondisi atlet-atlet kita masih jauh dari kondisi yang memungkinkan untuk menang, sehingga dikhawatirkan jika memaksakan diri untuk ikut dalam kompetisi tersebut jadinya hanya membuang-buang biaya saja. Perlu diketahui bahwa biaya persiapan dan pemberangkatan atlet ke ajang kompetisi Thomas dan Uber Cup tidaklah kecil, bisa mencapai milyaran, begitu kata dosen saya, Dr. Herman Subarjah., M.Si.
5 Jurnalnya Andre: Situasi Keolahragaan Indonesia Suatu kenyataan pahit saat ini sedang terjadi terkait dengan situasi keolahragaan di Indonesia. Kenyataan itu bisa dilihat dari berbagai jen...

3 comments:

  1. Kang, jadi dosen olahraga biar umat Muslim jadi kuat. :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia,, ada yang ngerti juga akhirnya...
      mungkin sebagian orang yang di tag ada yang mikir "ngapain ngurusin olahraga, mending ngurus ilsam", padahal kan bisa ibadah dengan menjadi dosen olahraga, biar ada olahragawan muslim, biar muslim ngerti gimana aturan islam dalam olahraga...

      manteplah kang fadil..

      Delete

< >