Saturday 26 August 2017

September Tahun Lalu


Beberapa hari lagi menjelang bulan September 2017. Hampir satu tahun usia sidang tahap duaku. Tinggal aku sendiri yang bertahan / tertahan di kampus ini. Semua siswa seangkatanku sudah lulus semua. Bahkan adik kelas dua tingkat di bawahku juga sudah banyak yang lulus. Semua serba asing ketika aku datang ke kampus. Tak ada teman, tak ada kenalan selain pegawai prodi. Bahkan ketua Prodi sudah dua kali ganti kepemimpinan. Ketika aku datang ke Prodi untuk menemui ketua prodi, orang yang ada di sana bingung karena orang yan aku cari sudah tidak menjabat lagi saat itu. Mungkin hanya aku yang mempunyai gelar sebagai siswa tiga periode. Hahaha.


Banyak orang yang bingung dengan kondisiku. Sebuah kolaborasi antara sifat malas, bodoh, penakut, dan terlalu santai membuatku jadi seperti ini. Sekali revisi dua bulan menghilang. Setiap kali ada niat untuk merevisi aku selalu menundanya. Ketika waktu sudah mepet baru aku mengerjakan, itupun dengan kemampuan yang pas-pasan sehingga hasilnya tidak maksimal. Akhirnya, karena merasa hasil revisi masih kurang bagus aku pun tidak berani menemui dosen. Aku khawatir revisi yang aku serahkan hanya akan menjadi bahan coretan baru. Begitulah yang terjadi. Lagi dan lagi.

Entah ada atau tidak siswa lain yang sepertiku. Kelulusannya tertunda walau sudah sidang tahap dua. Iuran wisuda sudah dibayar sejak setahun yang lalu. Data wisudawan sudah diserahkan kepada staff akademik. Namun, aku masih harus bolak-balik ke kampus demi nilai dari penguji. Jika di luar sana ada yang senasib denganku, mari bertemu! Kita menangis bersama-sama. Meratapi nasib. Apakah aku akan lulus? Entahlah.

Menjadi "mahasiswa abadi" bukan hal yang menyenangkan. Saat datang ke kampus akan muncul perasaan "tua". Jika saat menjadi mahasiswa baru atau masih berada pada usia "wajar" mungkin kamu masih bisa "jelalatan" melihat mahasiswi. Kamu juga masih bisa bertegur sapa saling menanyakan kabar atau "nongkrong" mengobrol "ngalor ngidul" di kantin kampus bersama teman-temanmu. Namun, semua itu akan hilang ketika teman-temanmu sudah lulus dan hanya kamu sendiri yang belum. Sebuah kalimat "di dalam keramaian aku masih merasa sepi" akan melekat pada diri kalian. Banyaknya orang di kampus tidak membuatmu merasa nyaman karena tidak ada orang yang dapat kamu sapa. Bahkan yang muncul dalam benak orang lain adalah "kamu siapa?". Kamu datang ke kampus, mahasiswa lain memandangimu dengan pikiran "kok gak pernah liat ya?" atau "mau ngapain ke sini?".

Kawan-kawan di luar sana, yang saat ini sedang galau tidak lulus juga cepat kerjakan revisianmu! Ambil pena, buka draft skripsi atau tesismu! Nyalakan komputer atau laptopmu! Kerjakan sekarang! Tidak ada waktu esok! Waktu bergulir cepat! Sangat cepat! Jika kamu lewatkan satu hari bahkan satu detik saja, kamu tidak akan bisa memutarnya kembali! Bercerminlah kepadaku, namun jangan kamu mengikuti jejakku!

cuma tulisan dari orang bodoh seperti saya
5 Jurnalnya Andre: August 2017 Beberapa hari lagi menjelang bulan September 2017. Hampir satu tahun usia sidang tahap duaku. Tinggal aku sendiri yang bertahan / tertaha...
< >