Friday 25 October 2013

Gosip Digosok Makin Sip

Hm... Kalau membaca atau mendengar kata 'gosip' biasanya alam bawah sadar kita akan mengarahkan pikiran kita pada sebuah kegiatan yang sering dilakukan ibu-ibu atau para wanita ABG. Padahal kenyataannya laki-laki juga suka bergosip, hanya saja topiknya memang beda.Selain itu juga ada kalangan lain yang suka bergosip, tidak hanya pemuda-pemudi, bapak-bapak, dan ibu-ibu secara umum tetapi juga para pemuda-pemudi, bapak-bapak, dan ibu-ibu aktivis dakwah. Sekali lagi saya tuliskan, topiknya berbeda.

Gosip, digosok makin sip. Memang kenyataannya begitu, sesuatu yang digosipkan justru akan semakin sering dibicarakan. Gosip yang sering dibicarakan oleh sebagian orang akhirnya akan semakin banyak orang yang membicarakannya. Kata 'gosip' sendiri sering dipersepsikan sebagai suatu aktifitas atau kegiatan membicarakan suatu isu yang sedang 'in'. Untuk ibu-ibu penggemar sinetron yang menjadi topik pergosipan adalah para artis sinetron atau jalan cerita sinetron favoritnya. Untuk para gadis ABG topik yang sering mereka bicarakan tidak jauh dari para artis muda, misalnya penyanyi. Beda lagi kalau bapak-bapak, gosipan mereka biasanya seputar kondisi pemerintahan dan perilaku para pejabat. Sedangkan di kalangan aktivis dakwah yang seirng menjadi topik gosip adalah kondisi umat.

Bergosip, jika hanya gosip saja tentu tidak ada manfaatnya bagi kepentingan umum. Memang ada gausnya, taitu kita bisa melatih dan belajar menyampaikan gagasan. Tetapi gagasan yang disampaikan melalaui ucapan biasanya hanya bertahan sesaat. Kemudian akan dilupakan karena pembicaranya sudah tidak terdengar, selain itu gagasan yang disampaikan melalui verbal cenderung biasanya berkesan negatif.

Oleh karena itu untuk menyalurkan gosip itu agar tidak hanya sekedar gosip lebih baik dituangkan dalam tulisan. Selain kita tetap bisa bergosip ria kita juga bisa membawa manfaat bagi orang lain. Kelebihan lainnya adalah gagasan yang disampaikan akan cenderung bernilai positif. Untuk menuangkan gagasan ke dalam tulisan membutuhkan waktu yang relatif lama. Dalam penuangan gagasan itu akan terjadi proses berfikir. Kita akan menemukan kekurangan dari tulisan kita, kita akan mempertimbangkan apakah tulisan kita disampaikan dengan kata-kata yang layak atau tidak. Sebelum tulisan itu dipublish kita akan membacanya. Jika terdapat kata-kata yang kurang pas kita akan memperbaikinya. Jadi tulisan kita saat siap publish akan berupa tulisan yang berisi gagasan tau pemikiran yang berkesan positif. Berbeda dengan gagasan yang disampaikan secara spontan melalui ucapan jika ternyata bernilai negatif tidak bisa kita mereview dan menarik ucapan itu kembali.

Jadi silahkan bergosip ria, tetapi tidak hanya sekedar gosip yang tidak ada nilainya. Jadikan gosip anda sebagai gosip yang bernilai. Tuangkan hasil gosip dalam tulisan yang bermakna, disampaikan dengan cara dan konten yang baik. Berdasarkan hasil pemikiran yang mendalam bukan "asal jeplak". Jangan hanya bergosip yang bisanya hanya mengomentari dengan nada negatif, berghibah atau fitnah. Cobalah bergosip untuk mencari solusi. Sehingga anda memang Menggosok Sesuatu Menjadi Makin Sip. Jangan hanya hanya bisa mengutuk kegelapan, jadilah lampu Philips yang terang terus. Hehehe...

wallahu a'lam bishshawab.
-banyak banget statement Prof. Adang yang bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan.
5 Jurnalnya Andre: Gosip Digosok Makin Sip Hm... Kalau membaca atau mendengar kata 'gosip' biasanya alam bawah sadar kita akan mengarahkan pikiran kita pada sebuah kegiatan ya...

No comments:

Post a Comment

< >