Monday, 30 December 2013

UAS = Ujian atau Siksaan


UAS, ujian akhir semester. Memang sih itu ujian, tapi bisa juga jadi siksaan. Kok bisa?
Gini, tulisan ini saya adaptasi dari ceramah Alm. K.H. A.F Ghazali. Ada dua tipe orang yang akan ditolong oleh Allah azza wa jalla ketika mereka dalam kesusahan. Mereka adalah orang yang mengerti bahwa mereka sedang diuji dan mengerti bahwa mereka sedang disiksa. Ujian atau siksaan secara bentuk hampir sama, yaitu kesulitan atau kesusahan. Yang membedakan adalah orang yang menerima kesulitan itu. Ujian diberikan kepada orang yang telah mempersiapkan diri, sedangkan siksaan diberikan kepada orang yang tidak mempersiapkan diri.

Kalo anak kuliahan dari jurusan matematika dikasih soal kalkulus setelah dia belajar kalkulus itu kan jadinya ujian. Nah kalo anak SD dikasih soal kalkulus? Kan orang tuanya juga bilang "nyiksa budak". Kalo atlet atletik disuruh lari 100 meter dengan waktu maksimal 9 detik itu kan jadinya ujian. Nah, kalo itu anak kecil? Kan jadinya nyiksa. Sering ada orang yang ngalamin kesulitan tapi nggak kunjung selesai masalahnya karena dia buruk sangka kepada Allah atau nggak tahu diri dia. Ada orang yang nggak mau taat kepada Allah tapi ketika menemui kesulitan dia menggerutu "ini ujian berat-berat amat". Ada orang yang agak mending ibadahnya tapi ketika menemui kesulitan dia menggerutu "saya sedang disiksa". Wah... kagak bener itu mah.

Okelah, kalo ngomongin masalah agama mah saya sendiri kurang terlalu paham. Karena ini jurnal andre jadi saya hubungkan saja dengan masalah kuliah. Bentar lagi kan UAS, Ujian Akhir Semester. Nah, banyak tuh yang nggak mau ngapalin, nggak mau belajar, nggak mau mempersiapkan diri. Akhirnya saat waktunya UAS tiba dia merasa kesulitan. Mereka menghadapi soal dengan raut muka yang kusut dan menggerutu "duh, ini dosen ngasih soal ujian susah amat". Padahal kenyataannya dosen memberikan soal sebagaimana materi yang telah mereka ajarkan. Dosen filsafat kan nggak akan ngasih ujian seputar anatomi? Semua soalnya juga dari materi yang pernah diajarkan. Sayangnya, para mahasiswa itu nggak mau ngapalin dan nggak tahu diri. Akhirnya mereka sendiri yang susah. Mengundang keadaan sulit yang dikarenakan diri sendiri itu sama aja dengan nyiksa diri.

Kalo orang yang taqwa sadar bahwa kesulitan yang dialaminya itu adalah sebuah ujian, dia akan sabar dan akhirnya dia lepas dari kesusahan itu. Kalo orang nggak taqwa sadar bahwa kesulitan yang dialaminya adalah sebuah siksaan, dia akan tobat dan akhirnya lepas juga dari kesusahan. Kalo mahasiswa udah belajar, udah nyiapin diri buat UAS tapi ternyata dia nilainya jelek, dia bisa ngajukan ke dosen untuk membuktikan bahwa sebenarnya dia berhak dapat nilai bagus. Kalo orang nggak nyiapin diri dan akhirnya dapet nilai jelek, dia bisa belajar lagi dan mengajukan perbaikan nilai dan akhirnya dapet nilai bagus juga.

So, Ujian atau Siksaan? sadar diri aja deh!
5 Jurnalnya Andre: UAS = Ujian atau Siksaan UAS, ujian akhir semester. Memang sih itu ujian, tapi bisa juga jadi siksaan. Kok bisa? Gini, tulisan ini saya adaptasi dari ceramah Alm...

No comments:

Post a Comment

< >