Saturday 4 January 2014

Semua hanya titipan Part 1

Yah, semuanya hanya titipan. Saya lagi belajar nerima itu.
Saya lagi belajar untuk tidak merasa memiliki sesuatu. Memang dari dulu juga saya sering seperti ini. Nggak pernah terlalu sedih kalo kehilangan sesuatu. Beberapa kali saya kehilangan handphone dan saya selalu bersikap dingin seolah nggak pernah punya handphone itu. Pernah sekali, handphone yang banyak pesan pentingnya hilang dan itu membuat saya merasa nyesek sekali bahkan setelah saya punya handphone pengganti. Nggak cuma handphone, masalah uang pun saya selalu santai saat kehilangan. Untungnya selama ini jumlah uang yang hilang itu tidak pernah terlalu besar nilainya.

Kali ini, saya nyoba lagi. Beberapa hari yang lalu ada teman saya yang menjual handphonenya karena dia sedang membutuhkan uang. Dengan niat membantu saya beli saja handphone itu daripada dia harus menjual ke counter di BEC dengan harga yang jauh lebih murah dari harga normal. Yah, untuk ukuran handphone baru dia menjualnya dengan harga yang cukup murah. Dari awal saya nggak pernah ingin memiliki handphone itu karena belum merasa butuh, toh saya sudah punya gadget lain yang ber-os-kan android. Di malam yang sama dengan hari pembelian itu saya pasang iklan di kaskus dan tokobagus. Saya jual HP itu dengan harga normal sesuai harga pasar. Sebelum handphone itu laku saya pakai dulu beberapa hari. Di hari pertama saya menggunakan handphone itu saya masih merasa itu bukan milik saya. Tetapi di hari kedua mulai ada rasa memiliki terhadap handphone tersebut. Saya gunakan setiap saat dan saya kustomisasi sedemikian rupa hingga sesuai dengan selera saya.

Tiga hari handphone itu bersama saya, mulai timbul rasa ragu untuk menjualnya dan ada keinginan untuk membatalkan iklan yang telah saya pasang. Hari ini, ibu menelpon dan mengaku sedang membutuhkan uang. Cadangan uang saya di ATM hampir sedikit. Walaupun begitu saya tidak merasa keberatan jika harus memberikannya untuk ibu. Tetapi, ibu juga bercerita tentang teman baiknya yang juga sedang membutuhkan uang. Emh, uang saya sudah cukup banyak yang ada di orang lain. Yah, karena perasaan tidak memiliki jugalah saya dengan gampang meminjamkan uang ke teman saya. Tapi sekarang baru kerasa saat saya sendiri ingin menolong orang lain yang juga sedang membutuhkan pertolongan saya tidak bisa menolongnya. Di tengah perasaan galau itu saya berharap semoga handphone yang saya 'miliki' ini cepat terjual. Walaupun sebenarnya berat sekali untuk 'kehilangan' barang yang pada awalnya tidak ingin saya 'miliki'.

Malam ini, walau sudah lewat dari pukul 21.00 atas izin Allah, seseorang mengirimi saya sms. Dia berminat untuk membeli HP yang ada di saya. Dia menawar dengan harga dibawah harga yang saya tawarkan. Awalnya berat. Tetapi, kembali ke prinsip awal bahwa saya tidak benar-benar membutuhkan barang ini. Selagi 'kecintaan' saya terhadap benda ini semakin besar, sebelum saya merasa sangat memiliki lebih baik saya lepas saja. Alhamdulillah, HP sudah terjual dengan sedikit keuntungan tapi setidaknya uang saya sudah kembali. Yah, HP itu hanya singgah di tempat saya untuk beberapa hari. Uang ini juga, mungkin bisa membantu teman baik ibu karena pada hakikatnya uang ini bukan milik saya. Mungkin saja Allah ingin menolong orang itu lewat saya. Saya takut saya akan menjadi boros dengan banyaknya uang yang ada di saya. Uang yang semestinya bisa membantu orang lain malah terbuang percuma oleh saya. In syaa Allah, kebutuhan saya sehari-hari akan dicukupi oleh Allah.

Babay OPPO'ku'. :)  Part 2 disini... 

5 Jurnalnya Andre: Semua hanya titipan Part 1 Yah, semuanya hanya titipan . Saya lagi belajar nerima itu. Saya lagi belajar untuk tidak merasa memiliki sesuatu. Memang dari dulu juga sa...

1 comment:

< >